Jurus Bank Indonesia Hadapi Tapering The Fed
Bank sentral Amerika Serikat (The Fed) dikabarkan akan melakukan pengetatan kebijakan moneter (tapering off). Hal tersebut memberikan guncangan terhadap pasar dunia tak terkecuali Indonesia.
Bank sentral Amerika Serikat (The Fed) dikabarkan akan melakukan pengetatan kebijakan moneter (tapering off). Hal tersebut memberikan guncangan terhadap pasar dunia tak terkecuali Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi tapering The Fed. Kondisi itu telah diantisipasi sejak Februari 2021.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Bagaimana cara Jepang mengelola keuangan di Indonesia? Gedung Departement of Finance dijadikan tempat untuk melakukan aktivitas keuangan sehari-hari. Gedung ini juga menjadi tempat pengelolaan keuangan dan pemutusan kebijakan ekonomi oleh Jepang.
"Kita sudah melakukan strategi untuk mengantisipasi tapering The Fed. Kita sudah mengantisipasi sejak Februari. Tapering Fed intinya kan akan menaikkan suku bunga, baik pasar maupun US treasury yield, esensinya itu," kata Perry, Jakarta, Kamis (19/8).
Perry mengatakan, pada Februari 2021 US treasury yield sudah naik karena ekspansi fiskal yang lebih besar. Tapering ini juga nanti akan meningkatkan US treasury pada akhirnya.
"Dan appetite atau preferensi investor global dalam melakukan portofolio investasi di AS dan negara-negara berkembang. Pada akhirnya itu akan mempengaruhi kita, tergantung seberapa jauh kita dapat mengelola perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri, yaitu terutama di investasi di portofolio, di yield SBN di dalam negeri," katanya.
Perry mengatakan, diperlukan upaya dan cara bagaimana Indonesia bisa menyeimbangkan antara pengaruh tapering dengan seberapa besar depresiasi dan seberapa besar penyesuaian di yield SBN.
"Ini sudah kita lakukan sejak awal tahun ini, baik di BI, bagaimana kita melakukan intervensi baik di spot, DNDF, maupun SBN di pasar sekunder dalam hal investor asing melepas SBN-nya," katanya.
Tapering Tak Sebesar 2013
Perry melanjutkan, tapering yang akan dilakukan oleh The Fed tidak akan memberi dampak seperti yang terjadi 2013. Setidaknya ada tiga alasan utama. Pertama, The Fed memiliki komunikasi yang sangat jelas.
"The Fed mengkomunikasikan secara jelas kerangka kerja, kebijakannya seperti apa, perkiraan ekonomi seperti apa, khususnya inflasi, pengangguran, dan juga rencana taperingnya. Itu jelas dan sering dikemukakan," katanya.
Kedua, dalam mengelola pengeruh ini, Indonesia sudah mempunyai suatu kebijakan yang sudah kita praktikkan selama ini. Langkah itu cukup bisa dilakukan dengan kebijakan triple intervention, koordinasi BI dengan Kemenkeu dalam mengelola bagaimana perbedaan yield SBN dalam dan luar negeri itu tetap akan menarik bagi investor asing untuk membeli SBN.
"Ketiga, cadangan devisa kita yang relatif tinggi, 137,4, itu jauh lebih cukup untuk kita tetap melakukan stabilisasi," tandasnya.
(mdk/bim)