Jurus Pertamina Jadi Perusahaan Hijau, Tak Lagi Andalkan Produk Mencemari Lingkungan
Daniel coba memaparkan beberapa langkah nyata yang sudah dibuat perseroan. Antara lain, berpartisipasi dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), pemanfaatan geothermal selama lebih dari 30 tahun, hingga mengelola sampah untuk produksi listrik (biofuel).
PT Pertamina (Persero) terus berkomitmen untuk jadi perusahaan hijau (green corporation) yang mengandalkan energi baru terbarukan (EBT) sebagai sumber kegiatan bisnisnya.
"Sekarang ini kita ingin jadi suatu perusahaan hijau, green corporation. Tidak mau lagi dikenal sebagai perusahaan yang dikenal memproduksi produk-produk yang mencemari lingkungan," kata Senior Vice President Strategy dan Investment Pertamina, Daniel Purba dalam sesi webinar, Minggu (26/6).
-
Bagaimana Pertamina ingin membangun energi berkelanjutan? Dalam mewujudkan NZE 2060, imbuh Nicke, strategi Pertamina yang paling utama adalah bagaimana kita membangun atau memiliki sustainable energy. Sustainable artinya adalah semua material dan bahan bakunya dimiliki Indonesia, suplainya harus ada dan kemudian kita memiliki kemampuan untuk mengolahnya menjadi energi yang lebih baik.
-
Kenapa Pertamina terus mendorong transisi energi? Setelah semua negara berkomitmen terhadap penurunan karbon emisi menuju net zero emission, ada optimisme, ada kegamangan, ada kekhawatiran. Namun ini semua tidak menyurutkan langkah kita untuk terus melaksanakan energi transisi seperti yang disepakati bersama,” ungkap Nicke saat acara Pertamina Energy Forum 2023 di Ballroom Grha Pertamina (18/12).
-
Kenapa Pertamina fokus pada transisi energi? Nicke mengungkap energi adalah katalis pertumbuhan ekonomi. Oleh karenanya disaat yang sama, Indonesia terutama Pertamina perlu mengamankan energi sekaligus mengurangi karbon untuk mendukung target pemerintah mengenai Net Zero Emission pada 2060 mendatang.
-
Mengapa Pertamina penting dalam transisi energi? Sebagai negara yang kaya akan sumber daya panas bumi (geothermal), hal ini penting dalam upaya transisi energi.
-
Bagaimana Pertamina mengadopsi transisi energi? Pertamina mencoba mengadopsi transisi energi secara bertahap. Di satu sisi, Pertamina menjaga ketahanan energi melalui penguatan bisnis minyak dan gas. Di sisi lain, juga meningkatkan pengembangan bisnis rendah karbon untuk memenuhi target net zero emission pada 2060.
-
Bagaimana Pertamina memastikan kesiapan energi jelang Tahun Baru 2024? Dalam rangka memastikan kesiapan energi jelang libur Tahun Baru 2024, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji meninjau Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC) di Grha Pertamina, Jumat (29/12). Pada kunjungan ini, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan secara real-time kesiapan Pertamina dalam menyediakan energi, mulai dari stabilitas produksi blok hulu migas, keandalan kilang-kilang pengolahan, hingga proses distribusi energi terutama BBM dan LPG ke masyarakat di Indonesia.
Daniel coba memaparkan beberapa langkah nyata yang sudah dibuat perseroan. Antara lain, berpartisipasi dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), pemanfaatan geothermal selama lebih dari 30 tahun, hingga mengelola sampah untuk produksi listrik (biofuel).
Tahun depan, Pertamina juga akan mulai memproduksi hidrogen. Kemudian mengelola beberapa sumber energi baru terbarukan lain, termasuk melakukan efisiensi energo.
"Karena dari semua operasi-operasi Pertamina, dari pabriknya, dari eksplorasi, produksi lapangan, itu semua mengeluarkan emisi yang meningkatkan polusi karbon. Sekarang ini kita nolkan, supaya kita tidak ikut mencemari dari operasi yang dilakukan sekarang ini," tuturnya.
Siap Beralih ke Energi Hijau
Pertamina pun disebutnya sudah bersiap-siap, andaikata konsumen nantinya akan beralih ke produk energi baru terbarukan.
Daniel mengatakan, pihaknya saat ini sudah mengoperasikan lebih dari 80 persen lapangan atau aset yang ada di Tanah Air, termasuk juga sumber energi baru terbarukan.
"Potensinya masih gede banget, baru 0,3 persen (yang sudah dimanfaatkan). Masih ada 99,7 persen nih yang belum kita manfaatkan," kata Daniel.
"Itu lah opportunity yang Pertamina dari sekarang sudah mulai melakukan, seperti pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)," tandasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com