Kabar Terbaru Vaksin Merah Putih, dari Kekurangan Relawan Hingga Berpotensi Ekspor
Penanggung Jawab Tim nasional percepatan pengembangan vaksin Covid-19, Bambang Brodjonegoro mengatakan bibit vaksin merah-putih yang sedang dikembangkan saat ini adalah isolat virus yang beredar di Indonesia.
Pemerintah Jokowi hingga kini masih berjibaku melawan pandemi covid-19. Salah satu fokus pemerintah yaitu pemberian vaksinasi covid-19 agar tercipta kekebalan tubuh masyarakat. Tak hanya mengandalkan impor, vaksin covid-19 juga dikembangkan di Indonesia yang diberi nama Vaksin Merah Putih.
Penanggung Jawab Tim nasional percepatan pengembangan vaksin Covid-19, Bambang Brodjonegoro mengatakan bibit vaksin merah-putih yang sedang dikembangkan saat ini adalah isolat virus yang beredar di Indonesia. Hal tersebut dikatakan Bambang saat melaporkan perkembangan vaksin merah-putih yang sedang diteliti kepada Presiden Joko Widodo.
-
Apa itu Vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah. Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
-
Vaksin apa saja yang melindungi kucing dari penyakit berbahaya? Vaksin pada kucing biasanya diberikan melalui suntikan di bawah kulit, dan beberapa juga ada yang diberikan sebagai tetes ke mata atau hidung. Vaksin kucing diberikan untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit menular melalui stimulasi respon imun jika nantinya kucing Anda terkena infeksi.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Apa yang dimaksud dengan vaksinasi untuk kucing? Vaksinasi adalah salah satu cara untuk melindungi kucing dari berbagai penyakit menular.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa vaksin Herpes Zoster penting? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah.
"Kami juga laporkan ke Pak Presiden bahwa bibit vaksin yang dikembangkan vaksin merah putih dari isolat virus yang beredar di Indonesia sehingga kita berharap vaksin merah putih cocok menjaga daya tahan tubuh warga Indonesia terhadap Covid-19," kata Bambang di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/9).
Bambang yang juga menjabat sebagai Menristek menjelaskan tidak hanya PT Bio Farma yang akan memproduksi vaksin tersebut. Dia menjelaskan terdapat beberapa perusahaan swasta farmasi yang akan bekerja sama.
"Sejauh ini ada 3 perusahaan potensial, tentunya mereka harus urus izin ke BPOM untuk cara pembuatan vaksin yang baik dan harus menyiapkan line of production," ungkap Bambang.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan ada 3 hal yang menjadi fokus di Kementerian BUMN dalam penanganan pandemi covid-19 di Indonesia. Salah satunya ialah menjalankan tugas pengadaan vaksin dan mendukung vaksinasi.
Pihaknya akan terus bekerja sama dengan Kemenristek dan Kementerian Kesehatan dalam penemuan vaksin Merah Putih. Di mana Kementerian BUMN melalui Bio farma sudah melakukan kerja sama dengan 7 institusi salah satunya Lembaga Eijkman dan 6 Universitas.
"Alhamdulilah dari penjajakan ada tanda tanda-tanda penemuan dilakukan di tahun ini. Nanti di uji klinis yang terakhir yaitu di kuartal III 2022 sehingga di Kuartal IV 2022 kita sudah mempunyai vaksin merah putih sendiri," ujarnya.
Lalu bagaimana perkembangan dan kabar terbaru pengembangan Vaksin Merah Putih? Berikut penjelasannya:
Kekurangan Relawan
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek, Ali Ghufron Mukti mengatakan, salah satu tantangan dalam pengembangan vaksin merah putih untuk Covid-19 adalah dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam proses pengujian atau kurangnya relawan.
Menurut Ghufron, seiring dengan program vaksinasi yang sudah berjalan, maka jumlah orang yang mendapatkan vaksin akan bertambah. Meski itu merupakan hal yang baik, tapi sekaligus menjadi tantangan untuk uji vaksin.
"Tantangannya ini termasuk nanti ketika sudah banyak yang divaksin. Kita uji coba kan, dan karena vaksin sudah berjalan maka cari orangnya juga tidak mudah," tutur Ghufron dalam diskusi daring Vaksinasi Kian Meniti, Indonesia Bebas Pandemi, pada Selasa (9/2).
Tantangan lain, yaitu mencari rekanan untuk produksi vaksin merah putih agar proses produksi berjalan lancar. Namun sejauh ini, katanya, PT Bio Farma (Persero) yang paling siap dan sudah berpengalaman di dunia vaksin.
"Bio Farma paling siap, tapi Bio Farma sendiri juga punya tantangan karena tugasnya tidak hanya produksi vaksin untuk Indonesia. Bahkan sekarang dengan vaksinasi karena baru mendapatkan kiriman 15 juta dan 10 juta bahan baku, sehingga ada kewajiban dalam produksi juga," jelas Ghufron.
Juru Bicara Vaksinasi PT Bio Farma (Persero), Bambang Heriyanto, mengatakan relawan untuk pengujian vaksin menjadi salah satu tantangan dalam proses pengembangan vaksin Covid-19, termasuk vaksin merah putih.
"Salah satu tantangannya dalam uji klinis. Relawannya sekarang agak sulit karena sebagian besar akan dan sudah diberikan vaksin," katanya.
Terima Bibit Vaksin Maret 2021
Juru Bicara Vaksinasi PT Bio Farma (Persero), Bambang Heriyanto menyatakan bahwa pihaknya siap menerima seed vaccine atau bibit vaksin dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Bibit vaksin tersebut akan diserahkan pada Maret 2021 untuk kemudian melalui uji praklinik dan uji klinik, serta diproses untuk perizinan.
Bambang mengatakan, Bio Farma sudah memiliki pengalaman lebih dari 130 tahun di dunia vaksin. Berdasarkan pengalamannya, maka dua hal utama yang harus disiapkan untuk pengujian vaksin ini yaitu dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM) dan fasilitas.
Selain itu, Bio Farma pun disebut sudah memiliki pengalaman memproduksi vaksin Hepatitis B berbasis yang sama dengan vaksin merah putih. Vaksin Covid-19 dari Eijkman ini berbasis pada platform protein rekombinan.
"Untuk vaksin merah putih berbasis rekombinan, kami juga sudah punya kompetensi itu. Saat ini Bio Farma juga sudah mengembangkan dan bahkan bisa memproduksi sendiri vaksin Hepatitis B berbasis yang sama yaitu rekombinan," jelas Bambang dalam diskusi daring Vaksinasi Kian Meniti, Indonesia Bebas Pandemi, pada Selasa (9/2).
Menurutnya, proses pembuatan vaksin akan mirip mulai dari hulu ke hilir. Dalam hal ini termasuk mengenai teknologi dan fasilitas yang digunakan untuk bibit vaksin Covid-19 tersebut.
"Jadi kami 100 persen siap menerima kandidat vaksin dari Eijkman untuk kita lakukan proses lebih lanjut, dan mudah-mudahan bisa segera dilakukan," sambungnya.
Target Digunakan Akhir 2021
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek, Ali Ghufron Mukti memastikan Universitas Airlangga (Unair) masih mengembangkan vaksin Covid-19 Merah Putih. Dia memperkirakan uji klinis vaksin Merah Putih Unair selesai akhir 2021.
"Untuk Unair targetnya akhir 2021 sudah selesai uji klinis dan sudah mendapatkan semacam perizinan atau ermergency use authorization (EUA) dari BPOM dan sudah bisa produksi meskipun belum terlalu banyak," kata Ali Ghufron dalam diskusi virtual, Selasa (9/2).
Sementara itu, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman juga tengah mengembangkan vaksin Merah Putih. Khusus Eijkman, kata Ali Ghufron, pengembangan kandidat vaksin Merah Putih baru rampung akhir Maret 2021.
"Maret 2021 sit vaksin akan diserahkan ke Bio Farma, paling lambat April. Tapi target Maret untuk kemudian bisa diproses selanjutnya untuk uji pra klinisnya, uji klinis fase 1, 2, 3 dan proses untuk perizinan," ujar dia.
Ali Ghufron mengakui pengembangan vaksin Merah Putih membutuhkan waktu cukup lama. Bahkan, kemungkinan pengembangan vaksin tersebut baru selesai setelah sebagian masyarakat Indonesia sudah divaksinasi Covid-19.
Menurut dia, waktu lama ini disebabkan pengembangan vaksin Covid-19 dalam negeri baru dimulai April 2020. Padahal, sejumlah negara di dunia mulai mengembangkan vaksin Covid-19 sejak Januari 2020.
"Karena kita mulainya saja agak akhir," ucapnya.
Berpotensi untuk Ekspor
Indonesia saat ini tengah berusaha untuk mandiri dalam pengadaan vaksin Covid-19. Kehadiran vaksin merah putih diharapkan bisa mewujudkan hal tersebut.
Vaksin merah putih ini dikembangkan oleh konsorsium nasional yang melibatkan Lembaga Biologi Molokuler Eijkman, perguruan tinggi, dan lembaga-lembaga penelitian lain. Untuk proses pengujian seperti praklinik dan uji klinik dilakukan oleh perusahaan BUMN, PT Bio Farma (Persero). Eijkman akan mengirimkan bibit vaksin Covid-19 kepada Bio Farma pada Maret 2021 untuk proses pengujian lebih lanjut, termasuk praklinik dan uji klinik.
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek, Ali Ghufron Mukti mengatakan, untuk tahap awal vaksin merah putih nantinya akan memenuhi kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu. Namun rencana ke depan juga untuk diekspor ke luar negeri.
"Untuk kebutuhan dalam negeri kita penuhi terlebih dahulu, lalu kita juga berorientasi ekspor. Karena sekarang kita belum bisa memenuhi sendiri, masih impor," kata Ghufron dalam diskusi daring Vaksinasi Kian Meniti, Indonesia Bebas Pandemi, pada Selasa (9/2).
Kemandirian Indonesia dalam vaksin ini dinilai sangat penting. Salah satunya karena nilai ekonomi dari vaksin tersebut yang sangat besar, sehingga akan sangat penting untuk perekonomian di masa depan.
"Vaksin ini adalah bisnis besar, maka kita harus mampu mandiri. Jadi kemandirian bangsa ini sangat penting untuk ekonomi karena ekonomi yang bagus adalah yang berbasis inovasi," jelasnya.
Tidak hanya soal vaksin, bahkan untuk peralatan kesehatan pun Indonesia dinilai harus bisa mandiri.
(mdk/idr)