Kadin prediksi China jadi negara investor terbesar RI di 2026
Investor China diberikan kemudahan investasi oleh pemerintah.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani memperkirakan China bakal jadi negara dengan investasi asing terbanyak di Indonesia dalam 10 tahun kedepan atau di 2026. Hal ini terlihat dari upaya pemerintah untuk meringankan langkah investor China yang ingin investasi di Indonesia.
"Komitmen Presiden Jokowi memangkas jalur birokrasi dan pengurusan izin telah menumbuhkan harapan besar bagi kalangan pengusaha China. Mereka sangat antusias untuk meningkatkan investasi di Indonesia," ujar Rosan di Jakarta, Senin (5/9).
-
Mengapa Presiden Jokowi mengajak investor Tiongkok untuk berinvestasi di Indonesia? Mengingat sejumlah indikator ekonomi di Indonesia menunjukkan capaian positif, antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
-
Apa yang akan dilarang oleh AS untuk investasi ke China? AS akan melarang investasi perusahaan Amerika Serikat (AS) di beberapa bidang sektor teknologi tinggi ke China, termasuk kecerdasan buatan.
-
Bagaimana Cak Imin membandingkan pelayanan investasi di Indonesia dengan Cina? Menurut Cak Imin, pelayanan terhadap investasi di Indonesia masih jauh dari Cina. Kata ketua umum PKB ini, di Cina telah memberikan pelayanan yang memadai."Pelayanan yang diberikan kepada investasi jauh dari Tiongkok misalnya. Mereka betul-betul pelayanan yang memadai," ujarnya.
-
Mengapa Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi? Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi masa depan seperti transisi energi dan juga ekonomi digital.
-
Apa yang dimaksud Jokowi dengan 'Membeli Masa Depan' ketika berbicara tentang investasi di IKN? "Investasi di IKN Nusantara ini adalah membeli masa depan," ujar Jokowi di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/6).
-
Mengapa Jokowi menekankan pentingnya investasi sekarang untuk IKN? Jadi kalau mau investasi, sekali lagi, sekarang," tegasnya.
Rosan menegaskan, Presiden Jokowi secara langsung memberikan jaminan kepada pengusaha China dengan berbagai kemudahan investasi seperti, layanan izin investasi 3 jam, layanan jalur hijau, Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK), dan regulasi investasi yang lebih terbuka melalui perbaikan Daftar Negatif Investasi (DNI).
"Memang masih ada kendala, terutama bahasa dan kemitraan. Tapi, saya yakin hal itu akan dapat teratasi. Satu hal yang harus dicermati adalah Indonesia kini menjadi salah satu negara tujuan investasi paling menarik bagi China," kata Rosan.
Mengutip data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi asing pada triwulan II-2016 menunjukkan bahwa China kini berada pada urutan keempat setelah Singapura, Jepang, dan Hong Kong. Nilai investasi China mencapai USD 549 juta yang tersebar di 499 proyek. Sementara itu, Singapura berada di urutan teratas dengan investasi senilai USD 2 miliar untuk 1.927 proyek, menyusul Jepang USD 1,3 miliar, dan Hong Kong USD 597 juta.
"Investasi China naik sangat signifikan. Pencapaian China melampaui Malaysia yang nilai investasinya USD 393 juta dan Belanda USD 346 juta," jelas Rosan.
Di sisi lain, dia mengaku sangat mengapresiasi konsistensi Presiden Jokowi untuk tetap menyinergikan kebijakan fiskal, moneter, dan reformasi struktural bagi perbaikan ekonomi nasional. Keterpaduan kebijakan fiskal dan moneter selain dapat mendorong pergerakan sektor riil, juga akan memacu pertumbuhan investasi, produksi, distribusi, dan konsumsi. Sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia dapat berperan aktif mendorong pertumbuhan ekonomi global.
"Tekad pemerintah menjaga perekonomian nasional lebih terbuka dan kompetitif harus didukung," pungkasnya.
Baca juga:
Jokowi ke G20: Kami dukung penerapan keterbukaan perpajakan
BI waspadai rencana kenaikan suku bunga The Fed
Tax amnesty buat Rupiah makin perkasa ke level Rp 13.160 per USD
Manggis asal Banten tembus pasar Asia hingga Eropa
BI: Rupiah menguat karena banyak dana asing masuk Indonesia
Manfaatkan Tax Amnesty, PT Intiland kejar target Rp 2,5 triliun
Sri Mulyani di China: Indonesia nyaman dengan harga minyak murah