Kasus Covid-19 Melonjak di Jepang, Pemerintah Diminta Keluarkan Aturan Larangan Berlibur
Kepala sebuah klinik di Tokyo, Ando Sakuro mengatakan bahwa sepuluh orang telah teruji positif setiap hari sejak akhir Juni.
Kasus Covid-19 kembali melonjak di Jepang, di mana tim pakar mendesak diberlakukannya tindakan pencegahan selama liburan musim panas, ungkap media lokal pada Jumat (27/7).
- Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
- Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
- Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
- Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Dalam beberapa pekan belakangan, Jepang telah melaporkan sepuluh kasus Co id-19 baru setiap minggu. Untuk pekan yang berakhir 14 Juli, jumlah rata-rata kasus terkonfirmasi di fasilitas medis tertentu adalah 11,18, menandai peningkatan 1,39 kali lipat dari minggu sebelumnya dan merupakan peningkatan jumlah kasus selama 10 minggu berturut-turut, menurut NHK.
Pasien yang mengunjungi fasilitas kesehatan mengalami gejala mirip dengan flu pada umumnya seperti demam dan sakit tenggorokan.
Kepala sebuah klinik di Tokyo, Ando Sakuro mengatakan bahwa sepuluh orang telah teruji positif setiap hari sejak akhir Juni.
“Liburan musim panas akan meningkatkan kesempatan bagi masyarakat untuk berinteraksi dengan orang lain,” kata Sakuro.
"Saya merekomendasikan mengambil tindakan dasar pengendalian infeksi, seperti mencuci tangan, ventilasi, dan memakai masker jika batuk."
Profesor kedokteran Hamada Atsuo mengaitkan peningkatan infeksi baru-baru ini sebagian karena varian KP.3, sejenis strain Omicron.
“KP.3, yang berasal dari JN.1, telah menjadi strain yang dominan tidak hanya di Jepang tetapi juga di belahan bumi utara, termasuk Eropa dan Amerika Serikat. Ada laporan bahwa virus ini sedikit lebih menular dibandingkan varian lainnya,” kata Hamada.