Kedelai impor tengah murah, harga tahu tempe aman dari kenaikan meski Rupiah melemah
Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan, Tuti Prahastuti, mengatakan harga kedelai dunia saat ini turun di level USD 800/ton. Sehingga, pelemahan Rupiah tidak mempengaruhi harga tahu tempe. Dia mengakui bahwa komoditas kedelai ini 90 persen berasal dari impor.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) meyakini anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) hingga di atas Rp 15.000/USD tidak berpengaruh ke harga tahu tempe. Sebab, kedelai sebagai bahan baku, harganya sedang mengalami kelesuan.
Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan, Tuti Prahastuti, mengatakan harga kedelai dunia saat ini turun di level USD 800/ton. Sehingga, pelemahan Rupiah tidak mempengaruhi harga tahu tempe.
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Mengapa harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah.
-
Siapa yang terdampak dengan naiknya harga kedelai di Purwakarta? Naiknya harga kedelai sejak awal November membuat produsen tahu menjerit Harga kedelai mengalami kenaikan sejak awal November lalu. Hal ini cukup berdampak kepada para produsen tahu yang memakai kedelai sebagai bahan baku utama.
-
Bagaimana dampak kemarau panjang terhadap harga beras? Produksi sawah petani terancam gagal karena hal ini.
-
Kapan Bebek Songkem dijual dengan harga Rp60.000? Sementara itu, penjual Bebek Songkem asal Sampang, Aan, mengaku dia menjual Bebek Songkem dengan harga Rp60.000 per ekor di momen lebaran.
"Kalau dilihat harga Mei USD 1.050 per ton, tapi September turun USD 800 per ton meski USD naik ke Rp 15.100. Nah ini tidak berpengaruh ke harga kedelai dan hasil akhirnya tahu dan tempe," kata dia, dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Jalan Media Communication (JMC), Jakarta, Jumat (19/10).
Dia mengakui bahwa komoditas kedelai ini 90 persen berasal dari impor karena dalam negeri tidak bisa terpenuhi. Meskipun demikian, hal tersebut dapat diimbangi oleh turunnya harga internasional. "Selain itu, juga rantainya pendek dari importir ke asosiasi, lalu ke pengrajin tahu tempe," ujar Tuti.
Tuti menjelaskan peran pemerintah dalam menghadapi pelemahan Rupiah ini, adalah dengan melakukan intervensi dengan menentukan batasan harga, tapi tidak semua komoditas. Kedelai misalnya, tidak dibatasi karena harganya lagi murah.
"Komoditas seperti kedelai beberapa bulan tidak terpengaruh karena harga belinya turun. Harga internasional turun," tandasnya.
Baca juga:
Rupiah melemah, pedagang pasar prediksi harga bakal terus naik hingga tahun depan
Nilai tukar Rupiah melemah ke level Rp 15.194 per USD
Karding sebut pelemahan Rupiah karena faktor eksternal bukan internal
Bursa Berjangka Jakarta masih perkasa hingga 2019 meski Rupiah tertekan
Asumsi Rupiah 15.000 per USD di 2019 dinilai masih realistis
Rupiah bergerak menguat tinggalkan level Rp 15.200-an per USD
Asumsi Rupiah di APBN 2019 diubah jadi Rp 15.000 per USD