Kelas Menengah Ogah Belanja, Khawatir Terpapar Covid-19 Saat Bepergian
Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Sutrisno Iwantono mengatakan, proses pemulihan ekonomi di sektor pariwisata mandek akibat masyarakat kelas menengah memilih menabung dibanding berbelanja. Tercermin dari Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan yang tembus Rp 1.000 triliun.
Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Sutrisno Iwantono mengatakan, proses pemulihan ekonomi di sektor pariwisata mandek akibat masyarakat kelas menengah memilih menabung dibanding berbelanja. Tercermin dari Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan yang tembus Rp 1.000 triliun.
"Masalah sekarang ini tingkat permintaan yang rendah. Masyarakat menengah atas ini masih menahan spending. DPK di bank berdasarkan data Bank Indonesia ini lebih sampai seribu triliun," ungkap Sutrisno dalam talk show virtual BNPB Indonesia bertajuk: Strategi Kebangkitan Pariwisata di Tengah Pandemi, Jakarta, Jumat (29/1).
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Artinya, lanjut Sutrisno, masyarakat kelas menengah sampai saat ini belum merasa aman untuk membelanjakan uangnya. Kekhawatiran terpapar saat melakukan aktivitas konsumsi seperti berwisata menjadi faktor utamanya.
"Mereka punya uang tapi tidak mau spending karena belum ada kepercayaan, kalau saya keluar ini saya aman tidak yah," tutur Sutrisno.
Upaya Pengusaha Tarik Minat Konsumsi Warga
Maka, menciptakan keyakinan kepada masyarakat oleh pelaku usaha menjadi hal yang paling penting. Pemerintah telah menyiapkan kebijakan untuk sertifikasi CHSE (Clean, Health, Safety, dan Environment) atau Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan.
"CHSE ini salah satu cara yang dilakukan pemerintah,tetapi bukan hanya itu, pelaku usaha juga harus yakinkan tempatnya itu memang aman sehingga orang berani datang ke sana," kata dia.
Selain itu, para pelaku usaha juga harus mengeluarkan ide kreatif dalam membuat program atau memasarkan tempat usahanya. Tak kalah penting, pengusaha juga harus optimis bisa melalui masa terberat saat ini.
Kolaborasi juga menjadi salah satu kunci. Sektor pariwisata ini tidak berdiri sendiri. Ada sektor lain seperti transportasi dan penerbangan yang bisa diajak kolabirasi untuk bangkit bersama.
"Kita harus berjuang dan pemerintah berkolaborasi dengan semua pihak. Apalagi, pariwisata ini bukan hotel dan restoran saja. Ada peenrbangam tarnportas dan lain-lain yang harusnya bisa kolaborasi," kata dia mengakhiri.
(mdk/bim)