Kemenhub kaji naikkan harga tiket kereta tahun depan
Keputusan diharapkan didapat dalam dua bulan mendatang.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bakal menghapuskan anggaran subsidi atau Public Service Obligation (PSO) untuk kereta jarak jauh. Hal ini dilakukan lantaran daya beli masyarakat dinilai telah meningkat.
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwi Atmoko mengatakan penghapusan PSO ini masih dalam kajian pihaknya.
"Kereta jarak jauh, ada 11 kereta, tidak semua disubsidi. Nantinya subsidi tersebut akan dihapuskan jika diperlukan semisal dilihat dari kriteria daerah-daerah mana yang memang perlu disubsidi. Hal ini sedang di evaluasi apakah diperlukan atau dihapuskan," ujarnya di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (6/10).
Menurut dia, dalam beberapa bulan ke depan sudah mendapatkan jawaban mengenai perihal tersebut. "Diharapkan satu-dua bulan hasil kajian ini," jelas dia.
Di samping itu Kemenhub akan menaikkan besaran subsidi atau PSO untuk KRL tahun depan menjadi sebesar Rp 1,5 triliun. Jumlah tersebut naik sekitar Rp 300 miliar dari tahun ini.
Dia menjelaskan ada beberapa alasan pihaknya menaikkan besaran PSO KRL, salah satunya sebagai antisipasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
"Ini karena ada perhitungan dari kenaikan BBM yang akan menaikkan tarif," ungkapnya.
Hingga Agustus 2014, perkiraan penyerapan PSO kerata baru sebesar 49 persen dari pagu tahun ini sebesar Rp 1,2 triliun. Kecilnya penyerapan PSO tersebut disebabkan karena Kemenhub terlambat menerima Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) untuk 2014.
Dia menjelaskan, triwulan pertama Kemenhub tidak memberikan subsidi (PSO) terhadap tiket kereta api jarak sedang dan jauh. "Jadi kita memiliki anggaran sisa yang cukup besar. Karena tiket pada triwulan pertama itu ditanggung full dari penumpang," tutupnya.