Kemenkeu: Negara Miskin Tertekan Akibat Konflik Rusia-Ukraina
Febrio menjelaskan, hal itu terjadi karena sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh negara-negara besar terhadap Rusia telah memberikan tekanan pada perdagangan global.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu menyebut bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina memberikan tekanan besar terhadap ekonomi global, terutama pada negara miskin dan berpenghasilan rendah.
"Dampak dari berbagai tindakan dalam merespons krisis geopolitik konflik Ukraina dan Rusia berdampak pada negara-negara di dunia terutama bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan miskin," katanya dalam G20 Side Event Virtual Seminar di Jakarta, Rabu (25/5).
-
Bagaimana Bule Rusia tersebut diamankan? Bule tersebut, diketahui linglung di Lapangan Puputan, Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (30/8) kemarin sekitar pukul 20:39 WITA.
-
Apa yang terjadi pada Bule Rusia tersebut? Bule tersebut, saat diamankan di Kantor Satpol PP Kota Denpasar, Bali, sempat membuka pakaian dan celananya hingga telanjang dan sempat memanjat pintu sel. "Mungkin dia depresi. Iya (Telanjang) saat baru di ruangan karena depresi ngamuk-ngamuk buka baju itu mungkin, di ruangan binaannya," kata Kepala Satpol PP Kota Denpasar, AA Ngurah Bawa Nendra saat dikonfirmasi, Kamis (31/8).
-
Kenapa Bule Rusia tersebut diamankan? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti Rusia di Punggung Bukit Atlantik Tengah? Mereka menangkap ikan yang tampak mirip dengan yang ditemukan di Kanada. Setelah para peneliti mengataminya lebih dekat, ikan tersebut memiliki kepala berukuran sedang, mata “sangat kecil” yang memiliki pupil tetapi tidak memiliki lensa dan gigi melengkung.
-
Kapan para ilmuwan Rusia menanam semangka di Antartika? Tepat 103 hari setelah benih ditanam, para peneliti disambut dengan delapan buah semangka yang tumbuh.
-
Di mana para ilmuwan Rusia menanam semangka di Antartika? Prestasi pertanian ini adalah bagian dari percobaan di Stasiun Vostok.
Febrio menjelaskan, hal itu terjadi karena sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh negara-negara besar terhadap Rusia telah memberikan tekanan pada perdagangan global. Tekanan tersebut menciptakan gangguan pasokan dan meningkatkan inflasi yang akhirnya berdampak pada negara-negara di dunia, terutama bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan miskin.
"Kami telah melihat harga komoditas global termasuk makanan dan energi melonjak sebagai dampak tambahan pada rantai pasokan global," ujarnya.
Berdampak ke Pasar Mata Uang
Situasi geopolitik yang semakin pelik ini pun telah berdampak pada pasar mata uang dan stabilitas ekonomi bahkan merusak pemulihan banyak negara yang sebelumnya sudah terjadi.
Tekanan utang di negara-negara berpenghasilan rendah dan miskin juga meningkat signifikan akibat kenaikan harga komoditas global.
OECD pun memperkirakan ekonomi global akan turun satu persen jika konflik berkepanjangan dan inflasi akan meningkat 2,5 persen.
IMF juga menurunkan proyeksi pertumbuhan global tahun ini sebesar 0,8 persen dari 4,4 persen menjadi 3,6 persen.
Sementara, inflasi negara-negara maju diproyeksikan meningkat sebesar 1,8 persen sementara negara berkembang meningkat sebesar 2,8 persen.
Presidensi G20 Jadi Jalan Keluar
Oleh sebab itu, Febrio menegaskan Presidensi G20 Indonesia memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjawab tantangan serta risiko kondisi ekonomi global dan regional.
Menurutnya, berbagai risiko global ini akan mampu dilewati bersama sebagaimana pandemi Covid-19 telah membuat dunia menjadi semakin terhubung dan bergantung.
"Kami belajar bahwa ekonomi kita tertekan karena pandemi Covid-19. Namun kerja sama internasional yang kuat terbukti lebih penting dalam mengatasi tantangan ini," tegasnya.
(mdk/idr)