Kemenkeu: Wajar masyarakat khawatir terjadi krisis seperti 1998
Pemerintah mengklaim sudah menyiapkan langkah antisipasi dampak gejolak ekonomi saat ini.
Guncangan ekonomi yang melanda Indonesia saat ini berbeda dengan kondisi pada saat krisis sebelumnya. Masih ada ancaman terhadap perekonomian nasional yang muncul dari kebijakan tappering off yang diterapkan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.
Wakil Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, menilai wajar jika ada kekhawatiran masyarakat terkait gejolak ekonomi yang terjadi saat ini mirip dengan kondisi krisis pada 1998. Namun pihaknya mencoba meyakinkan masyarakat, kondisinya jauh berbeda.
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
-
Kenapa krisis moral menjadi masalah di Indonesia? Krisis moral tengah masif terjadi di tengah masyarakat. Apa yang menjadi penyebab dan bagaimana dampaknya?
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana cara Partai Nasional Indonesia (PNI) menjalankan politik ekonominya? PNI adalah partai yang fokus di dalam pemerintahan dengan menjunjung tinggi nasionalisme dan politik ekonomi bersifat nasionalis.
"Kondisinya berbeda. Dalam arti sekarang ini kita positif. NPL (rasio kredit bermasalah) industri saat ini juga di bawah 4 persen. Sedangkan 1998 di atas 30 persen. Jadi, memang kondisinya berbeda," kata Bambang di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (10/10).
Bambang menilai, kebijakan Tappering Off atau pengurangan stimulus ekonomi oleh The Fed memang menjadi ancaman tersendiri bagi perekonomian Indonesia. Sebab, kebijakan ini bisa diterapkan kapan saja oleh bank sentral AS.
Ini menjadi pertimbangan sendiri mengingat The Fed selama ini telah menyuntik dana segar ke negara-negara emerging market atau negara berkembang.
"Boomingnya tahun 2010 sampai kuartal I-2012. Terlihat di cadev dari USD 50 miliar ke USD 124 miliar. Itu karena kebijakan easy money The Fed. Sangat menguntungkan emerging market, termasuk indonesia," jelas Bambang
Meski begitu, Bambang menegaskan, pemerintah sudah mempersiapkan berbagai langkah antisipasi gejolak yang mungkin ditimbulkan akibat Tappering Off. Bahkan, pemerintah optimis perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh di angka 6 persen tahun depan.
"Pada 2014 kita harus siap menghadapi keseimbangan baru. Yang paling penting kita harus siap. Jadi, jangan terlalu membuat patokan. Yang penting kita harus bisa bertumbuh," tutup Bambang.
(mdk/noe)