Kemenko: Tiket Pesawat Dulu Murah karena Ada Perang Harga Antar Maskapai
Sekretaris Menteri Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso menjelaskan, hal itu disebabkan karena selama ini masyarakat dimanjakan oleh harga tiket murah.
Polemik mahalnya harga tiket pesawat masih bergulir. Keluhan berasal dari masyarakat sebagai pengguna jasa maskapai yang terdampak oleh kenaikan harga tiket pesawat.
Sekretaris Menteri Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso menjelaskan, hal itu disebabkan karena selama ini masyarakat dimanjakan oleh harga tiket murah.
-
Mengapa harga tiket pesawat rute domestik saat ini tergolong mahal? Belakangan ini masyarakat mengeluhkan mahalnya harga tiket pesawat rute domestik. Bahkan, harga tiket rute dalam negeri ini disebut lebih mahal ketimbang rute internasional.
-
Bagaimana cara mendapatkan tiket pesawat dengan harga miring? Kunci jitu untuk memperoleh harga tiket pesawat miring ialah dengan memanfaatkan program diskon yang diberikan pihak maskapai. Salah satunya dapat memperoleh informasi diskon tiket pesawat.
-
Kenapa penting untuk memilih platform agen perjalanan yang terpercaya saat mencari tiket pesawat murah? Pertama, cek kredibilitasnya agen perjalanan di tengah masyarakat. Cara mudahnya adalah dengan cara googling dan coba lihat apakah terdapat informasi mencurigakan terkait platform tersebut. Selain itu, pilih platform yang memiliki sistem keamanan terpercaya.
-
Mengapa Garuda Indonesia memberikan diskon tiket pesawat? “Melalui penyelenggaraan berbagai program promosional yang kami laksanakan, kami ingin memberikan lebih banyak pilihan penerbangan yang dapat diakses oleh para pengguna jasa dengan harga yang lebih berkompetitif," kata Irfan dalam keterangannya, Minggu (28/7).
-
Bagaimana Abdurrahman Baswedan mendapatkan tiket pesawat untuk pulang ke Indonesia? Ketika ia transit perjalanan di India, di sanalah biaya didapat dari hasil patungan mahasiswa untuk membelikan tiket pesawat.
-
Apa yang harus dilakukan untuk menghemat biaya tiket pesawat? Pemesanan tiket jauh sebelum keberangkatan dapat menghasilkan harga lebih murah. Hindari memesan tiket di tempat pada hari keberangkatan untuk menghindari kenaikan harga.
"Iya, dulu kan perang harga sehingga harga nggak realistis semuanya," kata dia, saat ditemui di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (10/5).
Menurut dia, harga tiket murah yang dinikmati masyarakat selama ini merupakan harga yang tidak normal. Tidak normal dalam artian harga tiket yang rendah diberikan sebagai bentuk 'perang harga' yang dilakukan maskapai.
"Kan Bu menteri (BUMN), Deputinya ada, Garuda Indonesia ada. Mereka bilang karena persaingan yang dulu harganya nggak wajar," jelas dia.
Keren itu, dia mengatakan sesungguhnya saat ini tiket pesawat tengah bergerak kembali ke harga normal. Sayangnya, pengguna jasa pesawat terbang belum siap dengan kondisi tersebut.
"Sekarang begitu normal harga tiba-tiba tinggi masyarakatnya yang belum siap menyesuaikan itu," paparnya.
Menghadapi hal ini, pemerintah sebagai regulator harus turun tangan dan menjalankan fungsi kontrolnya. Apalagi saat ini hanya ada dua maskapai besar yang menguasai pangsa pasar angkutan udara.
"Tarif itu sepenuhnya ada di Perhubungan, UU membolehkan. Sebenarnya kemarin menyadari otoritas ada di beliau, cuma lebih menghormati karena ini bisnis, apalagi maskapai BUMN menyerahkan ke market, begitu dibahas kemarin market yang mana dulu," kata dia.
"Kalau market posisinya tinggal dua grup itu, duopoli ya nggak bisa kita lepas dong, masyarakat yang rugi harus, ada kontrol. Kalau Garuda bikin price tinggi kompetitor cuma satu maka ikut, masyarakat tidak ada pilihan. Dua grup begitu Garuda tinggi ini kan mau memanfaatkan situasi tinggi, sudah publik tidak punya pilihan," tandasnya.
Baca juga:
Soal Tiket Pesawat Mahal, Menteri Rini Dukung Menhub Turunkan Tarif Batas Atas
Jokowi Minta Menhub Budi dan Menko Darmin Rapat Bahas Tiket Pesawat
Darmin soal Tiket Pesawat: Menhub Jangan Urus Maskapai Saja, tapi Masyarakat Juga
Menko Luhut: Tarif Batas Atas Tiket Pesawat Turun 15 Persen
Tarif Batas Atas Tiket Pesawat Bakal Diturunkan, Ini Tanggapan Garuda Indonesia