Kisah di balik tutupnya toko online senilai Rp 785 miliar
"Kami sebelumnya sudah melakukan diskusi mendalam dengan perusahaan publik terkemuka. Kami sudah memiliki pelanggan setia pembeli perabot rumah tangga, tapi pada akhirnya kami tidak dapat menemukan pendukung visi-misi kami."
Membuat sebuah perusahaan e-commerce atau online tidaklah semudah membalik telapak tangan. Banyak kendala dan tantangan harus dilalui, bahkan hingga akhirnya harus tutup.
Seperti yang dialami Dot & Bo yang tiba tiba tutup akhir pekan lalu. Padahal, nilai perusahaan toko mebel online ini sudah tembus USD 60 juta atau sekitar Rp 785 miliar.
-
Kenapa nama toko yang unik dan lucu dianggap penting untuk online shop? Bukan tanpa alasan, nama toko yang unik dan lucu akan memberikan kesan menarik bagi calon pelanggan.
-
Dimana kita bisa menemukan inspirasi kata-kata selamat datang di online shop? Melansir dari berbagai sumber, Rabu (1/11), berikut merdeka.com rangkum mengenai 40 kata-kata selamat datang di online shop yang bisa dijadikan sebagai bahan referensi.
-
Kenapa Hari Jomblo di Tiongkok menjadi Hari Belanja Online? Seperti halnya Hari Valentine di Amerika Serikat yang dianut oleh Hallmark, Hari Jomblo di Tiongkok juga dikooptasi oleh raksasa e-commerce Alibaba pada tahun 2009 dan diubah menjadi hari belanja online besar-besaran.
-
Bagaimana caranya agar bisnis online shop yang dijalankan bisa banyak dikunjungi? "Daftarkan juga usaha ke berbagai platform online supaya online shop Anda banyak dikunjungi oleh khalayak ramai," tulis CIMB Niaga dikutip Selasa (23/7).
-
Apa arti "up" dalam jual beli online? Arti up dalam jual beli online secara umum adalah "naik", yang mana sama dengan arti harfiahnya.
-
Apa saja contoh kata-kata selamat datang di online shop yang menarik dan penuh pesan positif? Melansir dari berbagai sumber, Rabu (1/11), berikut merdeka.com rangkum mengenai 40 kata-kata selamat datang di online shop yang bisa dijadikan sebagai bahan referensi.
Perusahaan mengumumkan pada situsnya bahwa mereka gagal menemukan investor baru untuk mendukung bisnisnya. Mereka sebelumnya akan diakuisisi oleh perusahaan besar, namun pembicaraan tidak pernah bulat.
"Kami sebelumnya sudah melakukan diskusi mendalam dengan perusahaan publik terkemuka. Kami sudah memiliki pelanggan setia pembeli perabot rumah tangga, tapi pada akhirnya kami tidak dapat menemukan pendukung visi-misi kami," kata CEO Dot & BO, Anthony Soohoo seperti dilansir dari Business Insider, Senin (26/9).
Dot & BO didirikan oleh Anthony mengincar generasi milenial yang membutuhkan mebel dan perabot rumah tangga. Belum lama ini, perusahaan memperluas bisnisnya dengan menawarkan jasa konsultasi furniture dan menaikkan nilai perusahaannya dari awalnya USD 20 juta menjadi USD 60 juta.
Kegagalan Dot & Bo menggarisbawahi bahwa tak mudah membuat perusahaan e-commerce. Saingan perusahaan besar selalu menghantui seperti Amazon. Namun demikian, ada juga yang berhasil seperti Jet.com dan Dollar Shave Club.
Baca juga:
O2O Market, ajang kumpul online shop berkualitas di kota Malang
Bank Mandiri dan Grab hadirkan layanan antar produk e-commerce
Ini bocoran 4 sektor bisnis online menjanjikan di Indonesia
Indonesia, pasar e-commerce menjanjikan dengan banyak kendala
Pedagang online Tanah Air tunggu paket kebijakan XIII Jokowi