Klaim Asuransi Meningkat Tajam Akibat Buruknya Kualitas udara, Ini Datanya
Perusahaan asuransi di Indonesia melaporkan data klaim kesehatan yang menunjukkan bahwa ISPA merupakan penyakit dengan jumlah pengajuan klaim tertinggi.
Perusahaan asuransi tersebut menerima 760 pengajuan klaim terkait rawat inap, 8.181 pengajuan klaim terkait rawat jalan, serta 416 pengajuan klaim terkait kategori lainnya dengan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).
Klaim Asuransi Meningkat Tajam Akibat Buruknya Kualitas udara, Ini Datanya
Klaim Asuransi Meningkat Tajam Akibat Buruknya Kualitas udara, Ini Datanya
Ketua Bidang Marketing & Komunikasi Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Novita Rumngangun menyebut bahwa meningkatnya klaim asuransi kesehatan selama semester I-2023 berkaitan dengan buruknya kualitas udara.
AAJI mencatat klaim asuransi kesehatan meningkat signifikan 35,3 persen year on year (yoy) menjadi Rp9,39 triliun selama semester I-2023, di tengah menurunnya sebagian besar nilai klaim pada industri asuransi jiwa nasional.
"Dampak polusi udara ini ada kaitannya dan berdampak juga terhadap klaim kesehatan kami," ujar Novita dalam konferensi pers di Rumah AAJI Menteng Jakarta, Kamis (24/8).
Novita mengatakan, tidak memiliki angka yang jelas secara keseluruhan industri, namun, menurutnya terdapat tren peningkatan klaim kesehatan yang salah satunya disebabkan oleh penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).
Sebagai contoh, salah satu perusahaan asuransi di Indonesia melaporkan data klaim kesehatan yang menunjukkan bahwa ISPA merupakan penyakit dengan jumlah pengajuan klaim tertinggi dengan total lebih dari 9.300 pada periode Januari sampai Mei 2023.
Perusahaan asuransi tersebut menerima 760 pengajuan klaim terkait rawat inap, 8.181 pengajuan klaim terkait rawat jalan, serta 416 pengajuan klaim terkait kategori lainnya dengan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).
"Peningkatan paling tinggi terdapat pada pembayaran klaim asuransi kesehatan perorangan yang mencapai Rp5,89 triliun atau naik 36,1 persen," ujar Novita.
Sementara itu, berdasarkan data IQAir, selama sepekan ini tercatat kualitas udara di DKI Jakarta pada Senin (21/08) di level 147 (tidak sehat bagi kelompok sensitif), pada Selasa (22/08) di level 158 (tidak sehat), pada Rabu (23/08) di level 155 (tidak sehat), dan pada Kamis (24/08) di level 156 (tidak sehat).