Kolaborasi dengan Bank Indonesia, Limbah Racik Uang Kertas Digunakan untuk Pencampuran Bahan Bakar PLTU
Kerja sama tersebut bertujuan mengurangi konsumsi batu bara PLTU sekaligus sejalan dengan konsep waste to energy.
PT PLN Indonesia Power (PLN IP) bersama Bank Indonesia (BI) memperluas pemanfaatan limbah racik uang kertas (LRUK) untuk pencampuran energi primer (cofiring) di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra mengatakan, kerja sama tersebut bertujuan mengurangi konsumsi batu bara PLTU sekaligus sejalan dengan konsep waste to energy.
- Dorong Ekonomi Berkelanjutan, BRI Hadirkan Mesin Penukar Sampah Menjadi Saldo e-Wallet
- BUMN & BUMD Kolaborasi Kelola Sampah Jadi Energi, Bisa Serap 1 Juta Ton Sampah dalam Setahun
- Limbah Uang Kertas Ternyata Bisa Digunakan Jadi Campuran Batu Bara untuk Hasilkan Energi Listrik
- PLTU Ini Ganti Bahan Bakar Batu Bara dengan Sampah dan Limbah Uang Kertas, Emisi CO2 Langsung Turun 555.000 Ton
Menurut dia, kolaborasi PLN Indonesia Power dengan Bank Indonesia merupakan wujud komitmen dalam mendukung transisi energi yang selaras dengan upaya pencapaian target net zero emission (NZE) pada 2060.
"Kolaborasi PLN IP dengan Bank Indonesia dalam program convert waste to energy ini merupakan kerja sama yang saling menguntungkan," kata Edwin dikutip dari Antara, Rabu (11/12).
Edwin mengungkapkan, LRUK dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran energi primer PLTU melalui program cofiring, sehingga dapat mengurangi emisi karbon serta sebagai green booster dalam akselerasi transisi energi di tanah air.
Menurut dia, PLN Indonesia Power tidak hanya bertanggung jawab dalam penyediaan pasokan listrik yang andal, tetapi juga berperan aktif dalam mendukung transisi energi yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan inovatif.
"Saat ini, ada 20 unit PLTU yang telah beroperasi dengan program cofiring biomassa di tahun 2024 dan kami berharap dengan kerja sama ini jumlahnya akan terus meningkat di tahun mendatang. Program ini merupakan bagian dari dukungan kami terhadap transisi energi menuju NZE 2060," ungkap Edwin.
Ke depan, kerja sama akan dipertajam di seluruh wilayah kerja kantor Bank Indonesia serta tindak lanjut pelaksanaan kerja sama pemanfaatan LRUK antara Kantor Perwakilan Dalam Negeri (KPWDN) Bank Indonesia dengan seluruh PLTU milik PLN Indonesia Power.
Sudah Diimplementasikan di Jawa Tengah
Sebelumnya, pemanfaatan LRUK untuk energi primer di PLTU telah diimplementasikan di Jawa Tengah (Jateng) 2 Adipala, Cilacap; Bengkayang; dan Asam-Asam.
Pemanfaatan LRUK di PLTU Jateng 2 Adipala telah dilakukan pengujian tahap awal yang kemudian dilanjutkan performance test bersama PLN Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) pada 1 dan 2 November 2023. Demikian juga, di PLTU Bengkayang, LRUK telah dimanfaatkan sebagai energi primer pengganti batu bara pada Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Singkawang.
Hingga Mei 2024, pemanfaatan biomassa dalam proses cofiring di PLTU Bengkayang telah mencapai empat persen.
Untuk PLTU Asam-Asam, PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Asam-Asam bersama Bank Indonesia Kalimantan Selatan juga telah bekerja sama untuk melakukan uji coba pemanfaatan LRUK.
Pengujian tahap awal di PLTU Asam-Asam Unit 1 juga telah terlaksana pada 4 Desember 2024 dengan persentase lima persen.
Sementara itu, Marlison Hakim mengungkapkan Bank Indonesia berkomitmen sejak pembuatan, peredaran, dan pemusnahan uang memiliki komitmen go green.
Hal itu dibuktikan dengan penggunaan kertas, tinta, pencetakan dan sistem keamanan yang memperhatikan lingkungan, sehingga menjadi pilihan tepat bagi BI dapat bekerja sama dengan perusahaan yang sejalan dengan visi untuk menjaga lingkungan yaitu PLN Indonesia Power.
"Limbah racik uang kertas yang kami hasilkan memiliki kandungan biomassa yang tinggi dan jika dibakar menghasilkan api yang berwarna biru, lalu melalui uji kandungan dan komposisi dengan Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN), LRUK ini tidak mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), jadi sangat aman," ungkap Marlison.