Komisi VII DPR apresiasi rencana pemerintah alihkan subsidi solar
Realitas penurunan harga minyak saat ini harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat.
Wacana pemerintah mengalihkan subisidi solar direspon parlemen. Anggota Komisi VII DPR Fraksi PDIP Nasyirul Falah Amru mengatakan, agenda evaluasi harga bahan bakar minyak (BBM), pada akhir Maret 2016 nanti, memang harus disikapi secara bijak.
Realitas penurunan harga minyak dunia saat ini harus diarahkan untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. Menurut dia, fokus pemerintah sudah semestinya diarahkan untuk memperkuat ketahanan energi.
"Mumpung harga minyak (dunia) turun, ini harus jadi momentum penanganan persoalan energi jangka panjang," kata Falah, Jakarta, Senin (14/3).
Salah satunya, menurut dia, adalah terkait dengan pengadaan cadangan BBM. Saat ini, Indonesia masih belum memilikinya secara memadai.
Politikus PDIP ini kemudian membandingkan dengan Singapura dan Jepang yang relatif tidak memiliki sumber energi. Keduanya memiliki masing-masing cadangan BBM hingga sekitar 90 dan 100 hari.
"Sedangkan, kita untuk cadangan nasional (BBM) masih nol. Nah, subsidi solar bisa dialihkan ke sini," ucapnya.
Saat ini, pemerintah masih memberikan subsidi untuk solar sekitar Rp 1.000 per liter. Dengan nilai tersebut, total subsidi selama 2016 mencapai sekitar Rp 16 triliun.
"Dana itu yang bisa kita manfaatkan. Selain untuk stok BBM yang memang strategis, nantinya bisa juga untuk pembiayaan pembangkit listrik di berbagai daerah," tutup Falah yang juga dikenal sebagai tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) ini.