Konsumsi energi Indonesia tumbuh 4 persen tiap tahun, ini faktanya
Koordinator Nasional Publish What You Pay (PWYP) Indonesia, Maryati Abdullah, menyampaikan beberapa fakta terkait perkembangan sektor energi Indonesia paska reformasi 1998. Pihaknya mencatat konsumsi Energi Indonesia Meningkat 2 Kali Lipat Sejak 1998 yakni dari 84,66 MTOE menjadi 175,04 MTOE.
Koordinator Nasional Publish What You Pay (PWYP) Indonesia, Maryati Abdullah, menyampaikan beberapa fakta terkait perkembangan sektor energi Indonesia paska reformasi 1998. Pihaknya mencatat konsumsi Energi Indonesia Meningkat 2 Kali Lipat Sejak 1998 yakni dari 84,66 MTOE menjadi 175,04 MTOE.
"Pertumbuhan konsumsi energi Indonesia rata-rata mencapai 4 persen per tahunnya. Peningkatan ini tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi Indonesia, juga didorong oleh pertumbuhan penduduk di Indonesia," ungkapnya dalam diskusi di Bakoel Koffie, Jakarta, Sabtu (26/5).
-
Bagaimana Pertamina mengatasi tantangan trilema energi dalam industri energi di Indonesia? Trilema energi dihadapi dengan mengoptimalkan sumber daya Pertamina Group, sekaligus memperkuat kolaborasi dengan berbagai mitra dari sektor swasta, pemerintah, termasuk dunia kampus.
-
Kapan energi terbarukan menjadi solusi yang sangat penting? Dalam era yang semakin sadar akan isu lingkungan dan perubahan iklim, penggunaan energi terbarukan menjadi sangat penting dalam mencapai tujuan perlindungan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.
-
Apa strategi BRI untuk mendukung transisi energi di Indonesia? BRI menerbitkan Green Bond senilai Rp5 triliun. Sebagian dari dana yang terhimpun, disalurkan ke proyek Energi Baru Terbarukan. Hal ini juga merupakan bentuk dukungan BRI dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) No.7: Affordable and Clean Energy, dan No. 13: Climate Action.
-
Bagaimana peran Indonesia dalam rantai pasokan baterai kendaraan listrik global? Indonesia dapat terus memperkuat perannya sebagai pemain kunci dalam rantai pasokan baterai EV global, tidak hanya memenuhi permintaan domestik tetapi juga kontribusi signifikan dalam memenuhi kebutuhan global akan nikel berkualitas tinggi.
-
Kapan Pemprov Kaltim mendorong Perusda untuk menerapkan model bisnis berbasis energi terbarukan? Upaya transformasi energi di Kalimantan Timur mulai diterapkan dalam bisnis perusahaan daerah (Perusda) di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Hal ini sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo agar Indonesia perlahan beralih ke energi terbarukan.
Bahan bakar fosil pun masih mendominasi bauran energi Indonesia. 96 persen bauran energi Indonesia masih dikontribusikan oleh minyak, gas alam, dan batubara. Menurut dia, meskipun terjadi penurunan kontribusi minyak dalam bauran energi sejak tahun 2.000, peran minyak justru digantikan oleh batubara.
"Kontribusi batubara dalam bauran energi primer meningkat rata-rata 1,24 persen per tahunnya. Pertumbuhan terbesar ditemukan di tahun 2015, yakni hingga 5,9 persen," jelasnya.
Catatan lain yang harus diperhatikan pemerintah adalah konsumsi minyak nasional mengalami tren peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, sebaliknya tren penemuan cadangan dan produksi justru menurun.
"Dalam kurun waktu 2005 sampai 2015 tercatat rata-rata laju pertumbuhan konsumsi minyak nasional sebesar 2 persen per tahun, sayangnya penemuan cadangan dan kegiatan produksi berada pada posisi pertumbuhan negative yaitu masing-masing 1.5 persen dan 2‚6 persen," katanya.
Dengan asumsi tidak ada penemuan cadangan baru minyak bumi, dan laju produksi sama dengan produksi tahun 2016 yaitu sebesar 881.000 barel per hari, maka cadangan minyak bumi Indonesia diperkirakan akan habis pada tahun 2026.
Hal ini, kata dia, merupakan peringatan dini bagi industri migas dan energi nasional untuk mulai memikirkan dan bertansisi menuju sumber-sumber energi lainnya, yang dapat menggantikan posisi komoditas minyak bumi sebagai penyumbang energi nasional.
Salah satu sumber daya alam yang dapat digenjot pengoptimalannya adalah gas bumi yang memang belum terlalu banyak dipakai. "Cadangan dan produksi gas bumi Indonesia mengalami fluktuasi dalam 26 tahun terakhir. Namun, tingkat konsumsi gas bumi nasional masih berada di bawah laju produksi gas bumi nasional. Hal ini menandakan bahwa gas bumi adalah salah satu komodlti yang dapat dimanfaatkan lebih optimal lagi sebagai sumber pemenuhan kebutuhan energi nasional di masa mendatang," tandasnya.
Baca juga:
Ketua MPR minta BPH jamin kedaulatan energi tingkatkan perekonomian RI
Canggihnya 'jalan pintar' di Inggris yang bisa hasilkan listrik
Di 2030, Ketersediaan energi tak bisa penuhi kebutuhan nasional
Ibu-ibu di Bekasi ngedumel gara-gara elpiji 3 kg langka
PLN: Jawa dan Bali habiskan 75 persen energi nasional
Jawa Barat jadi provinsi pertama rasakan krisis gas bumi
Indonesia di ambang krisis gas bumi di 2019