Kontribusi Sektor Properti RI Pada Pertumbuhan Ekonomi Terendah di Asia
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mencatat kontribusi sektor properti di Tanah Air masih rendah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Hal ini tercermin dari data pada 2019 lalu kontribusi properti baru sekitar 2,77 persen dari PDB.
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mencatat kontribusi sektor properti di Tanah Air masih rendah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Hal ini tercermin dari data pada 2019 lalu kontribusi properti baru sekitar 2,77 persen dari PDB.
Sekretaris Jenderal Apindo, Eddy Hussy, mengatakan kontribusi sektor properti di Indonesia masih sangat kecil dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya. Bahkan, jika dibandingkan dengan Malaysia saja Indonesia tidak ada setengahnya.
-
Kapan nilai rumah meningkat secara signifikan sehingga banyak orang membangun kekayaan dengan memiliki rumah? Mengingat nilai rumah telah meningkat sebesar 85 persen sejak 2010, banyak warga Amerika telah membangun kekayaan dengan memiliki rumah.
-
Bagaimana pertumbuhan permintaan terhadap rumah di Jakarta? “Pada Juni 2024, pertumbuhan permintaan (enquiries) terhadap rumah di Jakarta yang disewa tumbuh 59,8 persen dan hunian yang dijual sebesar 114,9 persen secara tahunan,” kata Head of Research Rumah123 Marisa Jaya dilansir Antara, Selasa (30/7).
-
Kenapa rumah ramah lingkungan atau properti hijau menjadi tren masa kini? Rumah yang ramah lingkungan atau green property kini banyak digandrungi oleh masyarakat modern. Seperti namanya, rumah ini identik dengan sifatnya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Selain itu, orang-orang yang memilih jenis properti ini juga ingin agar lingkungan tempat tinggal mereka menjadi lebih rindang dan sejuk karena adanya sejumlah pepohonan yang sengaja ditanam di sekeliling rumah.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Kenapa harga tanah dan rumah di Indonesia semakin mahal? Jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat, khususnya di kota-kota besar, mengakibatkan ketersediaan lahan atau tanah semakin terbatas. Dampaknya, harga rumah dan tanah yang naik setiap tahunnya.
-
Kenapa Pondok Pesantren Darul Huda Wonodadi mengembangkan ekonomi? Selain itu, pengembanfan ekonomi juga bertujuan juga menguatkan kemandirian pesantren dan membangun jiwa kewirausahaan santri agar bisa mandiri di masyarakat.
Di mana, kontribusi sektor properti di Malaysia mencapai 20,53 persen dari PDB pertumbuhannya. Kemudian di negara Filipina hingga Singapura kontribusinya masing-masing mencapai tertinggi yakni 21,09 persen dan 23,34 persen dari PDB-nya.
"Properti secara tidak langsung mendorong tapi baru 2,77 persen saja," kata dia dalam diskusi virtual di Jakarta, Kamis (14/5).
Dia pun mendorong agar sektor properti di Tanah Air dapat lebih menggeliat. Paling tidak mampu mencapai 8 persen terhadap PDB. Atau setara dengan posisi Thailand yang mencapai angka 8,30 persen terhadap PDB-nya.
"Kalau kita mencapai 8 persen saja saya rasa akan sangat kita sama-sama dorong agar pertumbuhan itu bisa sama dengan negara-negara lain," jelas dia.
Untuk mencapai pertumbuhan tersebut tentu saja tidak mudah. Dia juga mendesak agar pemerintah memberikan kemudahan regulasi terhadap sektor properti. Sehingga ke depan, dapat tumbuh dengan baik.
Bunga KPR Tinggi, Penjualan Rumah Menurun 30,52 Persen di Triwulan I 2020
Bank Indonesia (BI) mencatat penjualan properti residensial menurun signifikan. Penjualan properti residensial primer triwulan I-2020 mengalami penurunan secara triwulanan.
Penjualan rumah pada periode tersebut tercatat mengalami kontraksi -30,52 persen (qtq). Lebih dalam dari kontraksi -16,33 persen (qtq) pada triwulan sebelumnya. Termasuk pada triwulan-I tahun 2019 sebesar 23,77 persen (qtq).
"Penjualan rumah tercatat kontraksi -30,52 persen (qtq)," kata Kepala Departemen Komunikasi, Bank Indonesia, Onny Widjanarko dalam siaran pers, Jakarta, Rabu (13/5).
Penurunan terjadi pada seluruh tipe rumah. Rumah tipe besar (41,01 persen, qtq), rumah tipe menengah (-34,39 persen, qtq), dan rumah tipe kecil (-26,09 persen, qtq).
Secara tahunan, penjualan properti residensial triwulan l-2020 juga menunjukkan kontraksi pertumbuhan yang cukup dalam sebesar -43,19 persen (yoy), dari 1,19 persen (yoy) pada triwulan-IV-2019.
Para responden mengaku suku bunga KPR yang dirasa masih cukup tinggi. Sehingga ini menjadi faktor utama yang menyebabkan pertumbuhan penjualan properti residensial masih terhambat.
Meskipun rata-rata suku bunga KPR pada triwulan 1-2020 sebesar 8,92 persen. Turun dibandingkan triwulan lV-2019 sebesar 9,12 persen.
Faktor lain yang menjadi penghambat antara lain kondisi darurat bencana akibat Covid-19, perizinan/birokrasi, kenaikan harga bahan bangunan, dan proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR di perbankan.
(mdk/bim)