Korsel, India dan AS ramai-ramai biayai produksi film Indonesia
Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, mengungkapkan industri perfilman Indonesia dilirik oleh negara dunia. Setidaknya tiga negara yakni Korea Selatan, India, dan Amerika Serikat telah ikut berinvestasi pada sejumlah film Tanah Air. Sebelumnya subsektor perfilman tertutup bagi asing atau dibatasi.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, mengungkapkan industri perfilman Indonesia dilirik oleh negara dunia. Setidaknya tiga negara yakni Korea Selatan, India, dan Amerika Serikat telah ikut berinvestasi pada sejumlah film Tanah Air.
Dia menjelaskan Korea Selatan melalui CJ Entertainment ikut membiayai 30 persen biaya produksi film Pengabdi Setan. Selain itu, jaringan bioskop CGV juga telah banyak dibuka di Indonesia.
"Jangan takut mereka akan putarkan film Korea saja. Mereka akan menyesuaikan dengan pasar di sini," ungkapnya seperti dikutip dari Antara, Jakarta, Rabu (15/11).
Sementara itu, Amerika Serikat juga telah berinvestasi dalam produksi film Wiro Sableng. Sedangkan India menyatakan ketertarikan pada sektor eksibisi. "Amerika Serikat yang sudah masuk lewat film Wiro Sableng," katanya.
Triawan mengatakan tingginya minat asing untuk masuk ke subsektor perfilman adalah karena dikeluarkannya subsektor tersebut dari Daftar Negatif Investasi (DNI) pada 2016 lalu.
Sebelumnya subsektor perfilman tertutup bagi asing atau dibatasi maksimal 49 persen untuk usaha jasa teknik film termasuk studio shooting film, laboratorium film, dan fasilitas editing sound. Film editing dan film subtitle juga sebelumnya tertutup bagi asing. Namun, kini semua bidang itu terbuka 100 persen bagi investor asing dengan catatan tetap menggunakan praktisi film dari Indonesia.
Triawan menambahkan salah satu konglomerasi asal Korea Selatan, Lotte Group, dipastikan akan segera membuka bioskop pertamanya di Indonesia dalam waktu dekat. Perusahaan asal negeri ginseng itu mendapat izin prinsip dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Oktober 2017.
"Mereka bilang (akan buka bioskop) dalam waktu setahun ini, karena izin pinsipnya sudah keluar sebulan lalu, tepatnya tiga minggu yang lalu," katanya.
Triawan menjelaskan Lotte Group untuk membuka layar bioskop disambut positif lantaran pemerintah tengah berupaya mendorong terciptanya layar baru untuk mendukung perfilman nasional.
Meski demikian, ia mengaku belum mengetahui rincian nilai investasi dan target jumlah layar yang akan dibuka kelompok perusahaan itu. "Tapi kami sudah jelaskan agar bisa membuka layar bioskop di kota-kota kecil," ujarnya.
-
Bisnis apa yang dijalankan Lesti dan Billar di bidang ekonomi kreatif? Salah satu bisnis utama Lesti & Rizky Billar adalah Leslar Entertainment, sebuah perusahaan di bidang ekonomi kreatif yang mengelola kanal YouTube yang sangat populer dengan jumlah pelanggan yang besar.
-
Apa yang diajarkan kepada para pelaku ekonomi kreatif di Kutai Timur? Puluhan wanita sebagai pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten Kutai Timur dibekali dengan ilmu public speaking. Dengan ilmu ini, peserta akan berani tampil dan berbicara di depan umum.
-
Siapa yang menilai Ganjar paham industri kreatif? Anang yang merupakan anggota relawan ExtravaGanjar menilai yang disampaikan Ganjar sangat pas dengan aspirasi pelaku industri kreatif Indonesia.
-
Bagaimana Sulawesi Utara bisa menggerakkan ekonomi kreatif? Keberhasilan itu, lanjut politukus PDIP ini, karena pihaknya berhasil menjaga harga-harga kebutuhan tetap stabil dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi ."Kemarin juga kita mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat bahwa Sulut bisa menggerakkan ekonomi kreatif yang ada. Jadi bulan Agustus ini pengakuan dari pemerintah pusat bahwa apa yang kita kerjakan selama ini berdampak sangat positif bagi pembangunan Sulut."
-
Mengapa Nuon meyakini bahwa memajukan industri gim lokal akan berdampak positif terhadap ekonomi kreatif? Nuon meyakini memajukan industri gim lokal juga akan memajukan ekosistem gim tanah air serta memberikan dampak positif terhadap ekonomi kreatif secara keseluruhan.
-
Bagaimana menurut Anang, Ganjar memimpin industri kreatif? “Dibutuhkan orang yang kuat untuk bisa meng-lead itu semua dengan baik. Dan itu disampaikan dengan lugas banget, disampaikan dengan tepat banget. Memang beliau sangat menguasai creative industy harus ke mana untuk ke depannya,” Anang Hermasyah
Baca juga:
Bekraf gelar Akatara untuk pertama kali, 'jodohkan' pembuat film dengan investor
Industri kreatif sumbang 7,38 persen terhadap PDB nasional
30 Tahun tertutup, industri film terbuka investasi asing di era Jokowi-JK
Bekraf tantang mahasiswa Unhas Makassar buat film lokal
Kemajuan industri kreatif Indonesia terkendala permodalan
KemenPAN-RB: Seleksi CPNS Bekraf paling ketat
Bos Bekraf akui pajak untuk Tere Liye Cs lebih tinggi dibanding negara lain