KPCPEN: Indonesia Tak Sanggup Lakukan Lockdown Total
Sejak pandemi Covid-19 merebak di Indonesia, pemerintah sampai saat ini hanya menerapkan pembatasan secara bertahap, hingga yang terbaru adalah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro.
Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), Raden Pardede, mengatakan bahwa Indonesia tidak mampu melakukan lockdown secara total dalam penanganan pandemi. Sejak pandemi Covid-19 merebak di Indonesia, pemerintah sampai saat ini hanya menerapkan pembatasan secara bertahap, hingga yang terbaru adalah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro.
"Kita tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan total lockdown dalam jangka waktu yang lama. Jadi jelas itu bukan pilihan kita karena memang kita tidak sanggup," ungkap Raden dalam webinar Indonesia Sehat dan Maju: Kebangkitan Ekonomi Pasca Pandemi pada Rabu (10/3/2021).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana cara Partai Nasional Indonesia (PNI) menjalankan politik ekonominya? PNI adalah partai yang fokus di dalam pemerintahan dengan menjunjung tinggi nasionalisme dan politik ekonomi bersifat nasionalis.
-
Bagaimana responden menilai kondisi ekonomi nasional saat ini? Ini ditandai dengan 26,0 persen masyarakat yang menilai ekonomi nasional saat ini buruk. Angka ini seimbang dengan 26,0 persen masyarakat yang mengatakan ekonomi baik. Umumnya ekonomi nasional dinilai sedang, yakni sebesar 42,4 persen, akan tetapi lebih banyak yang menilai sangat buruk daripada yang sangat baik. Dengan persentase 3,5 persen sangat buruk. Lalu hanya 1,4 persen masyarakat yang menilai kondisi ekonomi nasional sangat baik.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk mendukung Kemandirian Ekonomi Nasional? Nicke Widyawati menyampaikan ucapan terima kasih atas penghargaan untuk Kategori Kemandirian Ekonomi yang diberikan kepadanya Menurutnya, kemandirian ekonomi tidak terlepas dari kemandirian energi, karena energi adalah katalis untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Salah satu alasan utama tidak dilakukan lockdown, agar kelompok masyarakat yang memang harus bekerja setiap hari tetap bisa melanjutkan kehidupannya. Oleh sebab itu, pemerintah mengambil jalan tengah dengan menyeimbangkan antara penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
"Kenapa seperti itu? karena buat kelompok di bawah kalau mereka tidak bekerja untuk satu atau dua hari, mereka tidak makan. Sesederhana itu. Jadi memang tetap kita harus memperhitungkan bagaimana penghidupan mereka," jelasnya.
"Keseimbangan antara penanggulangan Covid-19 atau kesehatan dengan pemulihan ekonomi itu memang kita ambil dengan analogi pedal gas dan rem," sambung Raden.
Pemerintah, katanya, akan terus melakukan keseimbangan tersebut. Bahkan menurutnya, strategi itu sudah menunjukkan perubahan ke arah perbaikan termasuk dalam jumlah kasus positif.
"Kita masih dengan perubahan-perubahan yang kita lakukan selama ini dari PSBB sampai yang terakhir PPKM mikro. Kita melibatkan sampai di tingkat RT/RW karena dengan keterlibatan komunitas yang lebih kecil, disiplin mereka terlihat lebih baik," tutur Raden.
Reporter: Andina Librianty
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Presiden Jokowi: Lockdown Seluruh Kota untuk Apa?
CEK FAKTA: Tidak Benar Jakarta Terapkan Lockdown pada 12 hingga 15 Februari 2021
Tekan Penyebaran Covid-19, Pemerintah Diusulkan Terapkan Lockdown
Aksi Massa Berjubah APD Protes Pembatasan Ketat
Khofifah Tegaskan Tidak Ada Opsi Lockdown untuk Jatim
Polisi Tegaskan Pesan Berantai Jakarta Lockdown 12 Februari Hoaks!