Laba PT Bukit Asam melesat 242 persen jadi Rp 1,72 triliun
Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, Adib Ubaidillah menjelaskan, kenaikan laba ditopang oleh tingginya pertumbuhan volume produksi, angkutan penjualan, serta optimasi harga jual rata-rata batu bara dan efisiensi yang dilakukan perusahaan.
PT Bukit Asam Tbk mencatatkan laba bersih Rp 1,723 triliun di semester I-2017 ini. Angka laba yang belum diaudit ini tercatat naik 242 persen atau lebih Rp 1 triliun dibanding periode sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 711,8 miliar. Kenaikan ini berimbas pada laba per saham menjadi Rp 818 atau naik 249 persen dibanding periode sama tahun lalu.
Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, Adib Ubaidillah menjelaskan, kenaikan laba ditopang oleh tingginya pertumbuhan volume produksi, angkutan penjualan, serta optimasi harga jual rata-rata batu bara dan efisiensi yang dilakukan perusahaan.
-
Apa saja kegiatan yang dilakukan Relawan Bakti BUMN di Meunasah Asan? Relawan yang lolos seleksi dari BUMN itu nantinya akan mengadakan berbagai kegiatan dari 15 – 17 Agustus 2023 dalam tiga bidang yaitu pendidikan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan lingkungan hidup.
-
Di mana Bukit Santiong terletak? Obyek wisata yang terletak di Subang, Jawa Barat ini menawarkan panorama alam yang begitu menawan.
-
Siapa saja yang terlibat dalam program Bakti BUMN di Meunasah Asan? Program Bakti BUMN Meunasah Asan, Aceh Timur ini diikuti oleh total sepuluh relawan yang berasal dari BUMN di seluruh Indonesia dan sebelumnya telah diseleksi oleh Kementerian BUMN.
-
Kapan program Bakti BUMN di Meunasah Asan dilaksanakan? Relawan yang lolos seleksi dari BUMN itu nantinya akan mengadakan berbagai kegiatan dari 15 – 17 Agustus 2023 dalam tiga bidang yaitu pendidikan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan lingkungan hidup.
-
Dimana letak Bukit Barisan? Bukit Barisan membentang sepanjang 1.650 kilometer, terhitung dari ujung bagian Utara yaitu Provinsi Aceh hingga turun ke bagian Selatan hingga Provinsi Lampung.
-
Di mana letak Bukit Jempol? Bukit yang menjadi incaran para pendaki tersebut terletak di Desa Perangai atau 20 km dari pusat Kota Lahat bernama Bukit Jempol.
"Pendapatan kita semester I-2017 sebesar Rp 8,97 triliun atau naik 32,7 persen dibanding periode sama tahun lalu yang hanya Rp 6,76 triliun," katanya dalam keterangan tertulis kepada merdeka.com di Jakarta, Jumat (28/7).
Menurutnya, peningkatan pendapatan merupakan hasil upaya perusahaan dalam melakukan penetrasi pasar untuk menjual batu bara di low to medium range calorie pada saat membaiknya harga batu bara dunia.
Volume penjualan periode Januari-Juni 2017 tercatat mencapai 11,36 juta ton atau meningkat 13,4 persen dibanding periode sama tahun lalu yang hanya 10,02 juta ton. Dari angka ini, volume penjualan ekspor sebesar 4,16 juta ton atau naik 11,4 persen. Sedangkan volume domestik sebesar 7,20 juta ton atau naik 14,6 persen dibanding periode sama tahun lalu. Komposisi penjualan batu bara domestik periode Januari-Juni 2017 sebesar 63,4 persen dan untuk ekspor 36,5 persen.
"Peningkatan penjualan karena meningkatnya permintaan batu bara Bukitasam-48 dan Bukitasam-50, baik pasar ekspor maupun domestik."
Dari sisi margin, Bukit Asam mencatatkan gross profit margin (GPM) sebesar 37,3 persen, operating profit margin (OPM) 26,6 persen dan net profit margin (NPM) sebesar 19,2 persen. Margin tersebut lebih baik dibanding tahun lalu dengan GPM 24,4 persen, OPM 12,1 persen dan NPM 10,5 persen.
Total aset konsolidasi Bukit Asam per 30 Juni 2017 tercatat sebesar Rp 18,67 triliun atau naik dibanding periode sama tahun yang hanya Rp 18,58 triliun. Sedangkan total kewajiban turun 16,6 persen atau Rp 1,34 triliun dibanding periode sama tahun lalu.
Baca juga:
Holding BUMN Pertambangan segera rampung, ini tanggapan pekerja
Bandara Cengkareng gunakan pintu otomatis dengan scan boarding pass
PLN raup laba Rp 2,3 T di Semester I-2017, turun dari Rp 7,9 T
Semester I-2017, Garuda Indonesia raup pendapatan Rp 25,3 triliun
Garam langka dan mahal, Presiden Jokowi kumpulkan menteri dan BUMN
Semester I-2017, laba Pertamina Patra Niaga capai USD 39 juta