Langkah Kementerian PUPR atasi krisis air bersih di Indonesia
Pemerintah terus berupaya untuk melestarikan alam guna memenuhi kebutuhan masyarakat, salah satunya menyediakan air bersih. Untuk itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan konservasi air di berbagai daerah krisis air bersih di Indonesia, khususnya Rawa Pening dan Citarum.
Pemerintah terus berupaya untuk melestarikan alam guna memenuhi kebutuhan masyarakat, salah satunya menyediakan air bersih. Untuk itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan konservasi air di berbagai daerah krisis air bersih di Indonesia, khususnya Rawa Pening dan Citarum.
Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), sekitar 72 juta jiwa dari total 262 juta jiwa penduduk Indonesia tidak memiliki akses air bersih. Selain pembangunan 65 bendungan baru, saat ini pemerintah juga menargetkan restorasi 15 danau hingga 2019.
-
Apa saja contoh infrastruktur yang dibangun oleh Kementerian PUPR? Kementerian PUPR diamanahi 125 PSN yang harus dikerjakan, yang terdiri dari 51 ruas jalan tol dan jembatan, 56 bendungan dan irigasi, 13 proyek sektor air dan sanitasi, 2 proyek perumahan, 1 proyek tanggul pantai, 1 proyek pembangunan Indonesia Internasional Islamic university dan 1 proyek kawasan industri batang.
-
Apa yang dilakukan Kementerian PUPR untuk menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi? Keberhasilan Indonesia dalam mencapai kemajuan yang signifikan dalam pembangunan infrastruktur adalah untuk menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi bagi seluruh rakyat secara berkelanjutan. Upaya ini untuk menghadapi urbanisasi, perubahan iklim dan populasi yang terus meningkat.
-
Bagaimana Kementerian PUPR memperluas akses air bersih bagi banyak komunitas? Melalui investasi yang strategis dan pendekatan inovatif, Indonesia pun juga berhasil memperluas dan meningkatkan akses air bersih bagi banyak komunitas.
-
Bagaimana Kementerian PUPR mendorong kerjasama internasional dalam bidang pengelolaan air? Indonesia dikatakan Presiden, konsisten mendorong tiga hal pada forum. Pertama, adalah meningkatkan prinsip solidaritas dan inklusifitas untuk mencapai solusi tantangan bersama terutama bagi negara-negara pulau kecil yang mengalami kelangkaan air. Kedua, memberdayakan hydro-diplomacy untuk kerja sama konkret dan inovatif sesuai kebutuhan negara penerima disamping mencegah persaingan dalam pengelolaan sumber daya air lintas batas berdasarkan hukum internasional. Ketiga, adalah memperkuat political leadership sebagai kunci dalam menyukseskan berbagai bentuk kerja sama menuju ketahanan air yang berkelanjutan.
-
Apa yang menjadi tujuan utama dari Kementerian PUPR dalam mengatasi masalah air di masa depan? “Namun semua upaya ini tidak cukup. Persoalan air dan sanitasi akan semakin berat di masa mendatang. Upaya ini harus diperkokoh di tingkat global baik oleh negara, sektor swasta, maupun masyarakat madani. Forum Air Sedunia ke-10 ini menjadi langkah strategis melakukan aksi nyata dan komitmen bersama mewujudkan manajemen sumber daya air yang terintegrasi,” ujar Presiden.
-
Bagaimana Kementerian PPN/Bappenas berperan dalam pengendalian pembangunan? Dalam hal ini, Kementerian PPN/Bappenas mengambil bagian dalam pengendalian pembangunan yang menjamin tercapainya hasil pembangunan (outcome), serta pendampingan juga penguatan terhadap K/L dan pemerintah daerah terkait dengan pencapaian proyek strategis nasional.
"Restorasi Danau Rawa Pening di Jawa Tengah dan pembersihan hulu Sungai Citarum dari kontaminasi sampah dan air limbah, menjadi fokus pemerintah saat ini. Metodenya, kami gunakan pendekatan Solusiberbasis Alam, sehingga diharapkan masyarakat dapat turut berpartisipasi," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melalui keterangan resminya, Senin (30/4).
Anggota Komisi V DPR RI Sujadi menjelaskan, ada tiga langkah yang dilakukan untuk memulihkan Danau Rawa Pening, di antaranya restorasi, pelestarian (preservasi), dan membangun kembali untuk tujuan tertentu (konservasi). Hasilnya, saat ini, tinggal 30 persen area Danau Rawa Pening yang masih tertutup eceng gondok.
"Bersama masyarakat, kami lakukan aksi nyata, mulai dari pengerukan danau, pembuatan tanggul pembatas, hingga pembersihan enceng gondok secara rutin. Bahkan lokasinya sudah menjadi obyek wisata yang populer di Jawa Tengah," jelas Sujadi.
Selain Rawa Pening, Kementerian PUPR telah membangun Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Regional Legok Nangka di Kabupaten Bandung yang bisa memuat sampah hingga 1,500 ton per hari, untuk pengelolaan sampah yang menumpuk di Citarum.
Bersama air hujan, proses penampungan air limbah ini juga bisa menghasilkan energi listrik sekaligus membantu irigasi. Seperti terangkum dalam Sustainable Development Goals (SDG) 6 by United Nations, masyarakat diajak untuk melakukan perubahan demi menjaga keberlangsungan air sekaligus pengelolaan sampah yang bermanfaat, demi tercapainya masa depan dan dunia yang lebih baik di tahun 2030.
"Namun, sebelum masuk ke TPA, kami lakukan dulu pemilahan sampah atau 3R (reduce, reuse, recycle), sehingga volume sampah di TPA pun tidak sampai menggunung. Sementara air limbahnya, ditampung dalam instalasi penjernihan air untuk kemudian diolah menjadi air bersih," tambah Dirjen Cipta Karya Sri Hartoyo.
Baca juga:
Perjuangan wanita di Sulawesi Barat arungi sungai demi air bersih
Pemasangan PAM mahal, air bersih eceran jadi harapan warga pesisir Jakarta
Anies akan hapuskan swastanisasi air di Jakarta
Puluhan emak-emak demo Anies minta hentikan swastanisasi air di Jakarta
Sandiaga sebut tanah dan rumah retak karena penggunaan air tanah
Anies soal penggunaan air tanah: Gedung pemerintah & swasta kita periksa