Lebih Murah, Banyak Masyarakat Kalangan Menengah Bawah Liburan ke Luar Negeri
Berlibur ke luar negeri menjadi hal lumrah dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Namun, itu bukan berarti mereka yang berlibur ke luar negeri merupakan kalangan ekonomi elit.
Berlibur ke luar negeri menjadi hal lumrah dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Namun, itu bukan berarti mereka yang berlibur ke luar negeri merupakan kalangan ekonomi elit.
Pengamat sekaligus Cendekiawan Pariwisata, Azril Azharari mengatakan, banyak kalangan ekonomi kelas menengah ke bawah yang berlibur ke luar negeri, menggunakan biaya yang sudah mereka tabung sejak lama. Alasan utama masyarakat ekonomi kelas menengah memilih berlibur ke luar negeri, yaitu untuk mendapatkan pengalaman.
-
Mengapa Wisata Edu Heritage Jakarta-Cirebon dianggap penting? Hadirnya eduwisata heritage ini menjadi salah satu penguat hubungan antara Jakarta dengan Cirebon sebagaimana dalam sejarah perebutan dari bangsa Portugis di masa silam.
-
Kapan Desa Wisata Nusa meraih juara? Desa Wisata Nusa telah menyabet juara di Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 kategori homestay.
-
Kenapa Desa Wisata Ketapanrame memiliki daya tarik wisatawan? Kekayaan alam dan budaya yang terjaga menjadi daya tarik wisatawan.
-
Bagaimana desa wisata ini dikelola? “Konsep pengembangan desa wisata di Kaduela dikelola secara mandiri dan melibatkan pemberdayaan masyarakat setempat sebagai kunci keberhasilan,” terang Iim
-
Kapan Wisata Perahu Kalimas diresmikan? Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya ke-729, pada Selasa (31/5/2022) malam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan wisata “Perahu Kalimas Reborn”.
-
Apa saja destinasi wisata yang ditawarkan di Jawa Tengah? Jawa Tengah adalah provinsi yang kaya akan keindahan wisata alam, budaya, dan sejarah. Salah satu destinasi yang memikat adalah Candi Borobudur, sebuah keajaiban arsitektur Buddha yang terletak dekat Magelang. Dibangun pada abad ke-9, Borobudur dikenal sebagai salah satu situs bersejarah terbesar dan paling indah di dunia.
"Mereka ingin mendapatkan experience bagaimana berlibur ke luar negeri, itu yang utama," ucap Azril kepada merdeka.com, Senin (3/4).
Selain faktor pengalaman, hal lain masyarakat memilih untuk ke luar negeri karena alokasi biaya jika berlibur di destinasi unggulan dalam negeri sangat mahal.
"Bayangkan dengan bujet yang sama untuk membeli tiket pesawat dalam negeri, mereka sudah bisa belanja sekaligus tiket pesawat pulang pergi ke luar negeri. Itu juga menjadi alasan kenapa warga kita lebih suka ke luar," jelasnya.
Hal ini disayangkan Azril. Sebah menurutnya, sudah terlalu lama pemerintah terkesan abai dalam memanfaatkan potensi wisata nusantara. Pemerintah dianggap terlalu memprioritaskan bagaimana mendatangkan wisata asing sebanyak-banyaknya.
Sebagai informasi, Azril menyebutkan ada tiga macam kategori wisatawan yaitu wisatawan inbound artinya wisatawan mancanegara berlibur ke Indonesia, wisatawan outbound artinya warga negara Indonesia berlibur ke luar negeri, dan wisata nusantara artinya warga negara Indonesia yang berlibur di dalam negeri.
"Pemerintah tidak bisa mengelola wisata nusantara dengan baik," kritik Azril.
Dia mengatakan, jika Indonesia selalu mengunggulkan diri sebagai destinasi wisata alam terbaik, namun hal itu tidak dapat berdampak baik jika tidak didukung sejumlah infrastruktur seperti akses transportasi umum, akses informasi memadai, dan sebagainya.
"Di Singapura wisatawan tidak akan nyasar karena sangat mudah akses transportasinya, ini (transportasi umum) sangat mendukung pariwisata," tutup Azril.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap bisa mengerem laju wisatawan nusantara yang pelesiran ke luar negeri. Ini perlu dilakukan agar tidak terlalu banyak devisa yang terbuang masuk ke negara lain.
Presiden mengutip laporan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang menyebutkan bahwa sedikitnya 11 juta orang masyarakat Indonesia melancong berlibur ke luar negeri.
"Kalau kita rem separuh saja, devisanya akan sangat besar sekali yang tidak terbuang masuk ke negara lain," kata Jokowi saat meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lido di Bogor, Jawa Barat, Jumat (31/3).
(mdk/azz)