Lima negara surga buat perokok
Indonesia berada di peringkat 28 dunia.
Bagi sebagian orang, rokok sudah menjadi bagian dari hidupnya. Seperti kata pepatah, 'ada semut, ada gula' ada korek api, ada sebungkus rokok dan tidak lupa secangkir kopi sebagai sajian tambahan.
Sajian wajib tersebut mungkin hanya ada di Indonesia. Di Jawa, kebanyakan masyarakatnya menjadikan rokok 'pencuci mulut' yang wajib dihidangkan seusai makan. Kalau kata mereka 'bar mangan, ora udut ya ora kepenak' (abis makan, nggak ngerokok ya nggak enak).
-
Bagaimana Mendag memastikan pasokan tembakau dan cengkih untuk industri rokok? Mendag menambahkan, Kemendag akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait agar pasokan tembakau dan cengkih dapat memenuhi kebutuhan industri rokok dengan mengutamakan hasil petani dalam negeri.
-
Bagaimana dampak cukai rokok terhadap industri hasil tembakau? "Kita dibatasi produksinya, tapi di lain pihak rokok ilegalnya meningkat. Kalau rokok ilegal menurut informasi dari kawan-kawan Kementerian Keuangan, itu hampir 7 persen. Kalau itu ditambahkan kepada produksi yang ada, pasti akan tidak turun," tuturnya.
-
Apa yang diproduksi di pabrik kerupuk milik Pak Haji? Sampai sekarang, usaha kerupuk tersebut terus memproduksi kerupuk setiap harinya dan menjadi salah satu kerupuk favorit warga setempat.
-
Bagaimana Djarum berhasil menjadi perusahaan raksasa di industri rokok? Tiga tahun berikutnya, Djarum berinovasi dengan meluncurkan Djarum Filter, merek rokok pertama yang diproduksi secara mekanis. Kesuksesan ini menjadi pijakan untuk diperkenalkannya Djarum Super pada tahun 1981. Saat ini, Djarum bukan hanya menjadi perusahaan raksasa, tetapi juga menjadi pilar industri rokok dengan lebih dari 75 ribu karyawan yang berdedikasi.
-
Kapan puncak kejayaan industri kapuk di Jawa? Puncaknya adalah tahun 1936-1937 di mana kapuk jawa mampu memenuhi 85 persen kebutuhan dunia.
-
Dimana industri rotan di Cirebon berlokasi? Deretan produk rotan berbentuk kursi kuda, miniatur sepeda, tudung saji sampai ayunan anak menghiasi toko-toko di sepanjang jalan Desa Tegal Wangi, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon.
Tentunya, sebagai salah satu negara pengkonsumsi rokok terbanyak, sah-sah saja jika sajian tersebut tidak bisa dipisahkan saat menemani rasa suntuk, bercengkrama dengan kerabat, sanak saudara, rekan maupun hanya untuk sekedar menikmati waktu dengan kesendirian.
Kendati kerap diingatkan akan bahayanya merokok, himbauan tersebut hanya dianggap sebagai angin lalu.
World Health Organisation (WHO) mengungkap, tanpa kebijakan yang efektif jumlah perokok di Indonesia tahun 2025 akan bertambah menjadi 90 juta orang dari yang saat ini sudah 60 juta orang dari jumlah populasi.
Bagaimanapun juga kenyataan pahit ini tidak terelakkan. Sekitar Rp 150 triliun per tahunnya industri rokok memberi sumbangsih pajak dan cukai kepada negara. Ditambah lagi kenyataan bahwa 6 juta lapangan kerja bergantung dari sektor ini.
Meski memiliki jumlah perokok terbanyak, Indonesia berada di peringkat 28 dunia sebagai negara surga rokok dengan konsumsi rokok sebanyak 1085 batang per orang setiap tahunnya.
Namun demikian, Indonesia bukan satu-satunya negara yang menjadi surga perokok.
Berikut 5 negara yang menjadi surga perokok di seluruh dunia seperti dilansir dw.com (Deutsche Welle) pada 2015:
Serbia
Serbia menjadi negara surga rokok pertama yang tercatat paling banyak mengkonsumsi rokok. Tercatat, sebanyak 2.861 batang rokok dihabiskan setiap tahunnya per orang.
Berdasarkan data WHO, 41 persen atau 3,3 juta penduduk dari total populasi Serbia sebesar 7,1 juta merokok secara berkala.
Besarnya jumlah tersebut membuat pemerintah Serbia membuat program anti rokok. Jika program ini berlanjut, jumlah perokok di Serbia akan berkurang menjadi 35 persen atau 2,7 juta penduduk pada tahun 2025.
Bulgaria
Negara yang berada di kawasan Eropa Timur ini menjadi surga rokok kedua setelah Serbia. Tercatat, sebanyak 2.822 batang rokok dihabiskan setiap tahunnya per orang.
Pada tahun 2010, jumlah perokok aktif di Bulgaria mencapai 2,2 juta orang atau 35 persen dari total populasi sebanyak 7,2 juta.
WHO menilai, pada 2020 mendatang, jumlah perokok di Bulgaria akan berkurang menjadi 24 persen atau sekitar 1,3 juta orang.
Angka ini tergolong tinggi, terutama jika melihat harga rata-rata sebungkus rokok di Bulgaria sebesar USD 3,24 (Rp 42.000).
Yunani
Dari total populasi sebesar 10,7 juta penduduk Yunani, 44 persen di antaranya menghembuskan asap rokok secara rutin. Tercatat, di negeri para dewa ini setiap orang menghabiskan 2795 batang rokok per tahunnya.
Selain itu, negara ini juga memiliki harga rokok tertinggi dalam daftar 10 besar. Harga satu bungkus rokok di Yunani sebesar USD 5,21 (Rp 66.000).
Dalam kasus ini, WHO mencatat kelompok usia 40 hingga 54 tahun adalah kelompok yang paling aktif menghisap rokok.
Rusia
Layaknya Indonesia, Rusia sebagai negara dengan populasi masyarakat yang banyak juga tercatat sebagai negara surga rokok. Sebanyak 2786 batang rokok dihabiskan orang Rusia setiap tahunnya.
WHO mencatat, sebanyak 38 persen atau sebanyak 47 juta orang Rusia menjadi perokok aktif. Besarnya angka tersebut dinilai karena harga sebungkus rokok di negeri beruang adalah yang paling murah di seantero benua biru.
harga rata-rata sebungkus rokok di Rusia berkisar USD 1,74 ( Rp 22.000).
Ukraina
Negara pecahan Uni Soviet ini menjadi negara surga rokok kelima. Sebanyak 2401 batang dihabiskan setiap orang per tahunnya.
Sebanyak 12 juta penduduk Ukraina tercatat sebagai perokok aktif. Dari jumlah tersebut, kelompok usia yang paling rutin mengepulkan asap adalah antara 25 hingga 39 tahun.
(mdk/yud)