Lima Strategi Bank Indonesia Antisipasi Normalisasi Kebijakan The Fed
Bank Indonesia (BI) memastikan, telah mengantongi sejumlah strategi jitu dalam menghadapi normalisasi kebijakan dari bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) untuk menaikkan suku bunga acuan. BI memprakirakan kenaikan tersebut mulai terjadi pada Maret 2022.
Bank Indonesia (BI) memastikan, telah mengantongi sejumlah strategi jitu dalam menghadapi normalisasi kebijakan dari bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) untuk menaikkan suku bunga acuan. BI memprakirakan kenaikan tersebut mulai terjadi pada Maret 2022.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mencatat, terdapat lima strategi yang dipersiapkan bank sentral untuk meminimalisir dampak dari normalisasi kebijakan suku bunga oleh The Fed. Pertama, memperkuat kebijakan nilai tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan mekanisme pasar dan fundamental ekonomi.
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Kapan Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa Indonesia mencapai USD140,2 miliar? Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2024 sebesar USD140,2 miliar.
-
Bagaimana cara Jepang mengelola keuangan di Indonesia? Gedung Departement of Finance dijadikan tempat untuk melakukan aktivitas keuangan sehari-hari. Gedung ini juga menjadi tempat pengelolaan keuangan dan pemutusan kebijakan ekonomi oleh Jepang.
"BI, KSSK terus berkoordinasi erat dengan Kementerian Keuangan untuk menjaga stabilitas Rupiah agar kenaikan (suku bunga AS) dampaknya tetap mendukung stabilitas sistem keuangan Indonesia," ujarnya dalam Seminar on Strategic Issue in G20: Exit Strategy and Scarring Effect di Jakarta, Kamis (17/2).
Kedua, mengurangi suntikan likuiditas secara bertahap terhadap perbankan. Keputusan ini diambil setelah bank sentral jor-joran menambah likuiditas perbankan
(quantitative easing) akibat pandemi Covid-19.
"Tapi, (pengurangan likuiditas) tetap memastikan bank mampu menyalurkan kredit dan juga memberikan SBN," tekannya.
Ketiga, bank sentral berkomitmen untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25 persen. Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan terkendalinya inflasi, serta upaya untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi, di tengah tekanan eksternal yang meningkat.
"Kami akan tetap jaga (suku bunga acuan) rendah sampai dengan adanya tanda-tanda inflasi," terangnya.
Keempat, memperluas penggunaan Local Currency Settlement (LCS) sebagai sarana untuk penyelesaian transaksi perdagangan dan investasi bilateral dengan negara-negara mitra utama, khususnya Asia.
Terakhir, memperkuat kebijakan internasional dengan memperluas kerja sama dengan bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya, fasilitasi penyelenggaraan promosi investasi dan perdagangan bekerja sama dengan instansi terkait, serta bersama Kementerian Keuangan menyukseskan 6 (enam) agenda prioritas jalur keuangan Presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022.
"Itulah sejumlah langkah-langkah utama menghadapi normalisasi The Fed," tuturnya.
Dampak Tapering 2022 Lebih Kecil dari 2013
Perry Warjiyo menilai, dampak kebijakan pengurangan likuiditas (tapering off) Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserves (The Fed) tidak akan sebesar kebijakan pengurangan pembelian aset dan surat utang (taper tantrum) pada 2013 baik untuk pasar global, maupun Indonesia.
"Proses normalisasi kebijakan khususnya dari negara maju (AS) ini lebih berdampak kecil," katanya.
Sebab, lanjut Perry, The Fed telah menyosialisasikan secara baik rencana kebijakan normalisasi. Bahkan, jauh sebelum kebijakan tapering off bergulir.
"Dalam hal ini bank sentral The Fed melakukan itu (sosialisasi) proses normalisasinya hingga rencana untuk kenaikan suku bunga," jelasnya.
Alhasil, pasar dapat segera merespon dengan baik melalui sejumlah antisipasi kebijakan untuk meminimalisir dampak negatif yang berpotensi muncul ke depan. Termasuk negara emerging market seperti Indonesia.
"Kita terus menyiapkan bagaimana normalisasi proses dari kebijakan negara maju tetap dapat mendukung upaya bersama untuk pemulihan ekonomi," tandasnya.
(mdk/bim)