Link Net catat laba bersih Rp 188 M di kuartal I-2016
Pencapaian tersebut naik 29 persen dibanding laba bersih pada periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 145,2 miliar.
PT Link Net Tbk mencatatkan laba bersih pada kuartal I-2016 mencapai Rp 188 miliar. Pencapaian tersebut naik 29 persen dibanding laba bersih pada periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 145,2 miliar.
Link Net juga mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar Rp 674 miliar, lebih tinggi 12 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu sebesar Rp 599,9 miliar.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Kapan Bursa Karbon Indonesia resmi diluncurkan? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
-
Kenapa Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) diluncurkan? Tujuan bursa karbon sendiri untuk mencipatakan insentif bagi perusahaan dan negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengaan menyediakan mekanisme untuk membeli dan menjual izin emisi atau kredit karbon.
-
Siapa yang merencanakan aksi teror di Bursa Efek Singapura? Pendalaman itu dibenarkan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar bahwa YLK memang hendak merencanakan aksi teror ini pada 2015 silam.
Perseroan berhasil melewati ambang 1,7 juta rumah terkoneksi (homes passed) pada kuartal I-2016 dengan penambahan 40.000 rumah di tiga kota besar yaitu Jabodetabek, Surabaya dan Bandung. Perseroan juga terus melihat adanya permintaan yang kuat untuk paket layanan broadband dan TV berbayar dan telah menambah 32.000 unit pelanggan (RGU/Revenue Generating Units) untuk pelanggan perumahan Residential, yang kini telah mencapai 922.000 unit pelanggan pada akhir Maret 2016.
Rata-rata pendapatan paket layanan broadband dan TV berbayar per user (ARPU/Average Revenue per User) tetap pada level premium sebesar Rp 402.000. Bisnis korporasi terus menjadi salah satu mesin pertumbuhan yang penting dan tetap memberikan kontribusi kepada pertumbuhan pendapatan secara keseluruhan di luar lesunya pasar korporasi dan periklanan.
Keuntungan berlanjut atas kinerja operasional (operational leverages), efisiensi biaya, dan penguatan mata uang Rupiah tetap berkontribusi atas marjin yang kuat pada kuartal I-2016. Link Net berhasil mencatat marjin laba usaha sebesar 38 persen dan marjin laba bersih sebesar 28 persen.
Direktur Utama Irwan Djaja, mengatakan dengan kondisi yang sulit mampu mengembangkan pertumbuhan pendapatan yang positif. "Ditengah tantangan yang masih dihadapi Perseroan pada awal 2016 ini, kami senang dapat melaporkan bahwa pada kuartal I-2016 Perseroan kembali berhasil menunjukkan pertumbuhan yang menguntungkan," kata Irwan di Jakarta, Selasa (3/5).
Fokus perusahaan saat ini adalah tetap pada menambah jumlah pelanggan dan penetrasi atas jaringan yang ada. Perseroan juga tetap bertekad untuk terus memperluas jangkauan di tiga kota utama, dan terus mengembangkan basis pelanggan korporasi dan kontribusinya terhadap keseluruhan pendapatan.
"Kami tetap yakin akan mencapai target pertumbuhan kami untuk sisa tahun ini," pungkas dia.
(mdk/sau)