Lion Air mulai ditinggalkan penumpangnya
Banyak penumpang memilih untuk mengganti tiket dengan maskapai lain.
Kecelakaan yang menimpa Lion Air Sabtu (13/4) lalu ternyata berbuntut panjang. Lion tak hanya sekali ini mengalami kecelakaan. Beberapa kecelakaan kecil maupun besar tercatat telah terjadi selama sepuluh tahun terakhir.
Tak heran bila beberapa calon penumpang memutuskan untuk membatalkan atau mengubah tiketnya dengan maskapai lain. Ketua bidang tiket Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo) Pauline Suharno mengatakan pembelian tiket Lion Air setelah kecelakaan Sabtu lalu tercatat menurun sekitar 20 hingga 30 persen.
-
Bagaimana cara Lion Air merawat pesawatnya? Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan, Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional. Setiap pesawat diperlakukan (penanganan) penuh perhatian dan ketelitian, mengikuti regulasi yang ketat industri penerbangan.
-
Apa saja jenis perawatan yang dilakukan pada pesawat Lion Air? Berbagai jenis pemeriksaan perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang dilakukan di bengkel atau di bandar udara (line maintenance) Pemeriksaan harian yang dilakukan sebelum dan sesudah pesawat terbang beroperasi, seperti sebelum keberangkatan (preflight check/ inspection), transit check dan daily inspection.
-
Kenapa pesawat Lion Air masuk bengkel? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Kapan pesawat Lion Air masuk bengkel untuk perawatan? Jadwal ini mencakup interval waktu, jam terbang, atau jumlah pergerakan (lepas landas dan mendarat) yang harus dipenuhi oleh pesawat udara sebelum masuk bengkel.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.
"Ada sedikit turun. Tadinya sudah pesan jadi ganti maskapai atau tidak jadi membeli," ujar dia saat dihubungi merdeka.com, Senin (15/4).
Beberapa penumpang tercatat pindah ke beberapa maskapai yang juga melayani penerbangan dengan anggaran yang rendah seperti Mandala, Citilink dan AirAsia. "Namun memang Mandala belum terlalu banyak," imbuh Pauline.
Sementara untuk pemesanan tiket perusahaan, dipindah menjadi Garuda Indonesia atau Sriwijaya. "Mereka memilih naik kelas," kata dia.
Namun, tidak semua calon penumpang memindahkan penerbangannya. Beberapa terpaksa tetap menggunakan Lion karena rute yang dibeli tidak disediakan oleh maskapai lain. "Tapi ada lumayan banyak yang memilih untuk mengembalikan tiketnya," kata dia.
Efek pengalihan penerbangan ini, lanjut Pauline, diperkirakan tidak akan terlalu lama. Pasalnya, kecelakaan yang dialami oleh Lion Air tidak memakan korban jiwa.
"Paling dua minggu penumpang juga sudah lupa. Apalagi kecelakaan kemarin tergolong tidak terlalu parah," kata dia.
Seperti yang telah diketahui, pesawat Lion Air JT930 dari Bandung menuju Bali mendarat di pantai sebelum mencapai landasan Bandara Ngurah Rai, Bali. Total 108 penumpang selamat dan 22 orang mengalami luka-luka.
(mdk/rin)