Lion Grup gandeng perusahaan perawatan mesin pesawat asal Thailand
Lion Grup akan mengirim beberapa tenaga kerjanya ke Thailand untuk dilatih agar menjadi ahli.
Batam Aero Technic (BAT) menjalin kerja sama dengan perusahaan perawatan dan perbaikan mesin pesawat asal Thailand yakni Triumph Aviation Services Asia. Kerja sama ini menyangkut jasa perbaikan, perawatan dan pemeliharaan mesin Auxiliary Power Unit (APU).
BAT sendiri adalah sebuah fasilitas maintenance, repair and overhaul (MRO) yang dibangun oleh Lion Grup di Batam.
-
Bagaimana cara Lion Air merawat pesawatnya? Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan, Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional. Setiap pesawat diperlakukan (penanganan) penuh perhatian dan ketelitian, mengikuti regulasi yang ketat industri penerbangan.
-
Kenapa pesawat Lion Air masuk bengkel? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Apa saja jenis perawatan yang dilakukan pada pesawat Lion Air? Berbagai jenis pemeriksaan perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang dilakukan di bengkel atau di bandar udara (line maintenance) Pemeriksaan harian yang dilakukan sebelum dan sesudah pesawat terbang beroperasi, seperti sebelum keberangkatan (preflight check/ inspection), transit check dan daily inspection.
-
Kapan pesawat Lion Air masuk bengkel untuk perawatan? Jadwal ini mencakup interval waktu, jam terbang, atau jumlah pergerakan (lepas landas dan mendarat) yang harus dipenuhi oleh pesawat udara sebelum masuk bengkel.
-
Apa saja jenis kursi terbaik di pesawat Lion Air? Menurut testimoni sebagian besar penumpang, kursi terbaik untuk armada 737 milik Lion Air adalah nomor 17 dan 20. Kursi terbaik untuk armada Airbus 330 adalah yang terdekat dengan pintu keluar.
-
Bagaimana Lion Air Group dapat menjadi maskapai terbesar di Indonesia? Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
"Dengan kerjasama ini BAT secara langsung akan mendapat dukungan dalam perbaikan dan servis secara berkala mengenai pemeliharaan dan perawatan mesin APU dan struktur mesin (C-Duct), melakukan pelatihan terhadap mekanik dan engineer untuk mendapatkan sertifikasi, serta Triumph akan menyediakan cadang, perbaikan komponen APU selama kontrak kerjasama berjalan," ujar Direktur BAT, Romdani di Kawasan Bandar Udara International Hang Nadim, Batam, Kamis (24/2).
Romdani mengungkapkan, kerja sama ini akan terjalin selama 10 tahun atau sampai 2025 mendatang. Untuk investasi awal tercatat sebesar USD 2 juta. "Untuk 10 tahun ke depan pembelian alatnya terus sama repair sama mereka totalnya sekitar USD 50 juta dan dananya dari kantong Lion Group," jelas dia.
Selain itu, kata Romdani, selain kerja sama untuk perawatan dan pemeliharaan APU, BTA juga mengirim beberapa tenaga kerjanya ke Thailand untuk dilatih agar menjadi ahli dan memiliki sertifikasi.
"Kita akan kirim 15 orang per 6 bulan untuk dilatih. Ini dilakukan agar ke depannya saat kita memiliki tenaga ahli kita tidak ketergantungan lagi," tuturnya.
Di tempat yang sama, President Triumph Aviation Services Asia, Remy Maitam mengatakan pihaknya senang bisa menjalin kerja sama ini dengan Lion Group. Pasalnya, kerjasama ini menjadi yang pertama dilakukan di Indonesia.
"Kita bisa bekerjasama dengan baik, tim saya sudah siap melaksanakan segalanya dengan baik," pungkasnya.
Baca juga:
Tarif tiket pesawat turun, Lion Air ragu penumpang bisa meningkat
'Investasi Rp 5 triliun batal karena anak emaskan Garuda Indonesia'
Lion Air alami penurunan frekuensi penerbangan di 2015
GMF resmi jadi pusat perawatan pesawat R80 rancangan BJ Habibie
Ekspansi bisnis, Garuda rencana pesan 20 pesawat badan lebar