Lonjakan Kasus Covid-19 Bikin Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Tak Tercapai
Pemerintah Jokowi memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 bakal mencapai 7-8 persen secara tahunan atau year on year (Yoy). Proyeksi tersebut sejalan dengan tren pemulihan ekonomi yang terjadi belakangan ini.
Pemerintah Jokowi memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 bakal mencapai 7-8 persen secara tahunan atau year on year (Yoy). Proyeksi tersebut sejalan dengan tren pemulihan ekonomi yang terjadi belakangan ini.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Pitter Abdullah mengatakan, target pertumbuhan sebesar 8 persen tersebut telah pupus. Mengingat lonjakan kasus aktif Covid-19 di Indonesia semakin meningkat.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Mengapa kemacetan di Jakarta meningkat? Syafrin juga menuturkan peringkat kemacetan DKI Jakarta mengalami kenaikan. Sebelumnya peringkat 46, kini menjadi peringkat 29.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
Piter memahami lonjakan kasus aktif Covid-19 di Indonesia akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021. Hanya saja dampak tersebut masih minim, karena kuartal II sudah berjalan, di mana periode April dan Mei tidak ada lonjakan kasus. Meskipun ada itu terjadi karena adanya lebaran.
"Untuk target pertumbuhan triwulan II saya perkirakan juga akan terdampak. Tetapi minimal sekali. Tapi, tentu saja tidak akan mencapai target pemerintah yang di atas 7 persen," kata Piter saat dihubungi merdeka.com, Minggu (20/6).
Tingginya lonjakan kasus tersebut membuat pemerintah kembali melakukan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Mikro (PPKM). Padahal tanpa adanya kebijakan tersebut, ekonomi domestik juga tidak akan berada setinggi ditetapkan pemerintah. "Pertumbuhan ekonomi di triwulan II saya perkirakan masih akan positif di kisaran 3 hingga 4 persen," jelas dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, tren pemulihan ekonomi terus berlanjut. Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021 dapat mencapai 7-8 persen secara tahunan (year on year/yoy).
"Kita melihat bahwa proyeksi pertumbuhan tetap diperkirakan antara 6,7 sampai dengan 7,5 persen. Pemerintah menyakini bahwa kuartal II ini kita mampu pada tujuh sampai delapan persen," kata Airlangga di Jakarta, dikutip Antara, Senin (7/6).
Baca juga:
Jika PSBB Diperketat, Ekonomi RI Kuartal II Dinilai Hanya Bisa Tumbuh 2 Persen
Capai Pertumbuhan RI 2021 di Atas 5 Persen, Bahlil Sebut Investasi Harus Rp900 T
Menteri Bahlil: 2020, Tahun Paling Sulit untuk Ekonomi
Kebijakan Pemerintah Saat ini Dinilai Belum Perhitungkan Gelombang Kedua Covid-19
Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Pasti Positif
Laporan Bank Dunia: Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,4 Persen di 2021