LPI Tandatangani MoU Platform Investasi Infrastruktur Pertama Indonesia
Melalui MOU ini, INA berencana menjajaki peluang investasi bersama dalam kemitraan dengan CDPQ, APG dan ADIA pada aset jalan tol Indonesia. Platform Investasi ini akan menjadi kendaraan utama anggota konsorsium untuk investasi jalan tol di Indonesia.
Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ), APG Asset Management (APG), dan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Abu Dhabi Investment Authority (ADIA).
Nota kesepahaman ini untuk membangun platform investasi pertama di Indonesia yang berfokus pada infrastruktur yang merupakan kendaraan investasi pertama LPI sejak didirikan.
-
Apa saja contoh infrastruktur yang dibangun oleh Kementerian PUPR? Kementerian PUPR diamanahi 125 PSN yang harus dikerjakan, yang terdiri dari 51 ruas jalan tol dan jembatan, 56 bendungan dan irigasi, 13 proyek sektor air dan sanitasi, 2 proyek perumahan, 1 proyek tanggul pantai, 1 proyek pembangunan Indonesia Internasional Islamic university dan 1 proyek kawasan industri batang.
-
Bagaimana Pertamina membangun infrastruktur hijau? Langkah konkrit perseroan dalam pengembangan infrastruktur hijau, lanjut Fadjar tidak hanya dilakukan dalam Pertamina Group, tetapi juga bersama BUMN yang tergabung dalam Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik (EV).
-
Bagaimana Kementerian PPN/Bappenas berperan dalam pengendalian pembangunan? Dalam hal ini, Kementerian PPN/Bappenas mengambil bagian dalam pengendalian pembangunan yang menjamin tercapainya hasil pembangunan (outcome), serta pendampingan juga penguatan terhadap K/L dan pemerintah daerah terkait dengan pencapaian proyek strategis nasional.
-
Bagaimana Kementerian Investasi meyakinkan investor tentang kelanjutan proyek IKN? “Saya tidak melihat dalam waktu yang singkat ini, itu berpengaruh (investasi di IKN),” kata Nurul dilansir Antara, Selasa (4/6).
-
Siapa yang menginstruksikan pembangunan infrastruktur pasca gempa di Sulbar? Jokowi menekankan rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur pasca gempa ini merupakan perintah langsung darinya."Saya lihat tadi Alhamdulillah (bangunan) sudah selesai. Hanya kurang gedung DPRD dan satu masjid," kata Jokowi saat peresmian sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (23/4).
-
Mengapa konsorsium ALPHA menganggap proyek ini penting untuk pengembangan infrastruktur digital di Indonesia? Partisipasi Telin dalam konsorsium ALPHA akan memberikan manfaat bagi pengembangan infrastruktur digital dan menghubungkan lebih banyak orang di seluruh dunia di masa depan.
Melalui MOU ini, INA berencana menjajaki peluang investasi bersama dalam kemitraan dengan CDPQ, APG dan ADIA pada aset jalan tol Indonesia. Platform Investasi ini akan menjadi kendaraan utama anggota konsorsium untuk investasi jalan tol di Indonesia.
Selama enam bulan ke depan, konsorsium telah setuju untuk mengevaluasi paket peluang investasi awal jalan tol yang akan menjadi basis operasi platform investasi. Setelah didirikan, platform investasi akan terus mencari peluang investasi di sektor jalan tol untuk menambah portofolionya dari waktu ke waktu.
"Tunduk pada ketersediaan aset komersial, platform investasi diharapkan memiliki kapasitas investasi hingga kurang lebih Rp54 triliun atau USD3,75 miliar," ujar Chief Executive Officer LPI, Ridha D. M. Wirakusumah, seperti dikutip dari laman Kemenkeu, Senin (24/5).
Beri Kuntungan Investor
INA bersama dengan tiga lembaga investasi terkemuka dunia - CDPQ, APG, dan ADIA - bermaksud untuk menghasilkan keuntungan optimal bagi investor sekaligus membawa manfaat ekonomi bagi Indonesia dengan menyediakan sumber baru modal internasional untuk lebih meningkatkan ekosistem jalan tol. Hal ini sejalan dengan visi INA yaitu membawa manfaat ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di Indonesia.
"Kami sangat senang dapat bekerja dengan investor terkemuka dari seluruh dunia untuk Platform Investasi pertama kami. Ini menunjukkan keyakinan yang dimiliki investor global terhadap potensi ekonomi Indonesia bahkan dalam perekonomian yang penuh tantangan ini. Kami percaya ini adalah awal yang positif untuk lebih banyak kolaborasi antara kami dan investor lain di banyak tempat sektor di Indonesia," tuturnya.
Sebagai informasi, LPI dipercaya mengelola modal awal Rp15 triliun (sekitar USD 1 miliar) yang nanti akan disuntik tambahan Rp60 triliun (sekitar USD 4 miliar) pada tahun 2021. Pembentukan platform investasi pertama LPI telah dilakukan dimungkinkan oleh dukungan kuat dari Pemerintah Indonesia yang membuka jalan bagi penciptaan dan promosi INA kepada investor global terkemuka.