Luhut Pede Prabowo Subianto Lanjutkan Kelola Energi Hijau Indonesia di Masa Depan
Indonesia memiliki potensi penyimpanan emisi karbon hingga 600 giga ton melalui Carbon Capture and Storage (CCS).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, memaparkan rencana kebijakan pemerintah guna mendorong potensi energi hijau di Indonesia. Kebijakan itu diyakini bisa terus dilanjutkan oleh pemerintahan selanjutnya di bawah Prabowo Subianto.
Dalam waktu dekat, Luhut mengatakan, pemerintah akan segera mengumumkan Rancangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru hingga 2040, dengan porsi energi baru terbarukan (EBT) sebesar 62 gigawatt (GW).
- Ada Aturan Carbon Capture Storage, Pemerintah Harus Jaga Harga Listrik Tetap Terjangkau
- Aturan Tentang Carbon Capture Storage Ditargetkan Rampung Tahun Ini
- Pemerintah Jelaskan soal Carbon Capture and Storage, Pertanyaan Gibran ke Mahfud saat Debat Cawapres
- Carbon Capture Storage Jadi Pendorong Perekonomian Indonesia
"Kita akan segera mengumumkan tentang peta jalan energi terbarukan 62 GW," ujar Luhut dalam gelaran Indonesia International Sustainibility Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center, Kamis (5/9).
Selain itu, Luhut menyebut Indonesia juga akan memiliki industri solar panel kelolaan sendiri, yang telah memenuhi tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
"Itu juga jadi alasan mengapa negosiasi kita dengan Singapura bergerak sangat baik. Sehingga kita nanti bisa ekspor energi hijau ke Singapura," imbuh dia.
Kalimantan Utara jadi primadona industri hijau
Luhut turut mengungkapkan optimismenya terhadap Kawasan Industri Hijau Kalimantan Utara, yang bakal mengakomodir sejumlah sektor industri hijau. Mulai dari produksi aluminium hijau, mobil listrik hingga petrokimia hijau.
"Itu cita-cita kami. Apakah Indonesia bisa mencapai itu atau tidak, pastinya bisa tercapai. Karena saya percaya kita bisa membangun kolaborasi, tak ada yang tak bisa kita lakukan. Kita bisa lakukan semuanya," tegas dia.
Pada saat bersamaan, Luhut bersyukur Indonesia memiliki potensi penyimpanan emisi karbon hingga 600 giga ton melalui Carbon Capture and Storage (CCS).
Dengan adanya peluang besar tersebut, Luhut pun yakin pemerintahan selanjutnya di bawah Prabowo Subianto bisa melanjutkan asa Indonesia terhadap energi hijau.
"Indonesia diberkahi tuhan. Jadi bisa kita melakukan semuanya jika Anda mengelola itu dengan baik. Saya percaya pemerintahan selanjutnya, administrasi selanjutnya mengerti ini sepenuhnya," ungkap dia.
"Kita teruskan saja. Saya tidak melihat adanya masalah dalam hal ini. Masalah bisa dihadapi oleh Pemerintah RI. Saya sangat yakin soal ini," kata Luhut.