Di Acara ISF 2024, Luhut Pastikan Indonesia Siap Ekspor Listrik ke Singapura
Untuk tahap pertama, Indonesia siap mengekspor listrik rendah karbon.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, buka bocoran soal rencana ekspor listrik ke Singapura. Luhut mengatakan, prosesnya kini tengah berjalan pasca dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU).
"(Ekspor listrik ke Singapura) lagi jalan, sudah ditandatangan itu," ujar Luhut saat ditemui di sela acara Indonesia International Sustainibility Forum (ISF) di Jakarta Convention Center, Kamis (5/9).
Dalam hal ini, Luhut merujuk MoU antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Second Minister for Trade and Industry Singapura pada 8 September 2023 silam. Dalam MoU tersebut, turut terjalin kerjasama interkoneksi listrik lintas batas antara Indonesia dan Singapura.
Untuk tahap pertama, Luhut melanjutkan, Indonesia siap mengekspor listrik rendah karbon sebesar 2 gigawatt (GW) ke Negeri Singa. Jumlahnya bakal terus bertambah secara bertahap, tanpa harus mengorbankan kebutuhan dalam negeri.
"Pertama 2 GW ya, itu bisa saja berkembang. Nanti bisa tambah," imbuh dia.
"Ya kita lihat lah itu yang paling baik. Kita juga harus lihat kebutuhan dalam negeri kan. Jangan semua kita ekspor. Nanti kita enggak punya," pinta Luhut.
Saat ditanya berapa nilai penjualan ekspor listrik tersebut, Luhut menyebut angka yang tidak sedikit, meskipun belum ada rincian pastinya. "Bisa berapa puluh miliar dolar (AS) itu, besar itu," pungkasnya.
Kalimantan Utara jadi primadona industri hijau
Luhut turut mengungkapkan optimismenya terhadap Kawasan Industri Hijau Kalimantan Utara, yang bakal mengakomodir sejumlah sektor industri hijau. Mulai dari produksi aluminium hijau, mobil listrik hingga petrokimia hijau.
"Itu cita-cita kami. Apakah Indonesia bisa mencapai itu atau tidak, pastinya bisa tercapai. Karena saya percaya kita bisa membangun kolaborasi, tak ada yang tak bisa kita lakukan. Kita bisa lakukan semuanya," tegas dia.
Pada saat bersamaan, Luhut bersyukur Indonesia memiliki potensi penyimpanan emisi karbon hingga 600 giga ton melalui Carbon Capture and Storage (CCS).
Dengan adanya peluang besar tersebut, Luhut pun yakin pemerintahan selanjutnya di bawah Prabowo Subianto bisa melanjutkan asa Indonesia terhadap energi hijau.
"Indonesia diberkahi tuhan. Jadi bisa kita melakukan semuanya jika Anda mengelola itu dengan baik. Saya percaya pemerintahan selanjutnya, administrasi selanjutnya mengerti ini sepenuhnya," ungkap dia.
"Kita teruskan saja. Saya tidak melihat adanya masalah dalam hal ini. Masalah bisa dihadapi oleh Pemerintah RI. Saya sangat yakin soal ini," kata Luhut.