Tahan Kenaikan Suhu Bumi dengan Kendaraan Listrik
Sektor transportasi dengan pangsa energi terbarukan yang tinggi di sektor ketenagalistrikan diperlukan untuk mengurangi emisi.
Kendaraan berbahan bakar fosil menyumbang pemanasan global. Kondisi ini bisa dihentikan dengan beralih menggunakan kendaraan listrik.
Tahan Kenaikan Suhu Bumi dengan Kendaraan Listrik
Kurangi Emisi Karbon untuk Jaga Suhu Bumi
Pemerintah Indonesia berkomitmen mengurangi emisi karbon untuk menjaga kenaikan suhu global dengan menaikkan target enhanced nationally determined contribution (E-NDC) menjadi 32 persen atau setara dengan 912 juta ton karbon dioksida (CO2) pada 2030. Target ini lebih tinggi dari sebelumnya, di mana pengurangan emisi karbon ditarget hanya 29 persen atau setara dengan 835 juta ton CO2.
Menurut laporan Climate Transparency, yang membandingkan aksi iklim G20 menuju Net Zero yang dirilis pada 2021 menyebut emisi dari sektor transportasi menyumbang 27 persen dari emisi CO2 terkait energi di Indonesia. Pasalnya, sektor ini didominasi oleh bahan bakar fosil pada 2019.
Climate Transparency menyatakan, elektrifikasi sektor transportasi dengan pangsa energi terbarukan yang tinggi di sektor ketenagalistrikan diperlukan untuk mengurangi emisi. Dengan demikian, angkutan penumpang dan barang perlu di dekarbonisasi agar tetap berada dalam batas kenaikan suhu 1,5 derajat celcius yang disepakati dalam Paris Agreement.
Sementara dalam laporan bertajuk Indonesia Motorcycles Market Summary, Competitive Analysis, and Forecast 2017-2026, pangsa pasar penjualan kendaraan motor listrik diperkirakan naik dari 0,03 juta unit atau setara dengan 0,5 persen pada 2022 menjadi 1,87 juta unit atau mencapai 28 persen pada 2027.
Para produsen kendaraan listrik pun berlomba menghadirkan kendaraan ramah lingkungan tersebut. Salah satunya PT Terang Dunia Internusa (TDI). Presiden Direktur TDI, Stephen Mulyadi menjelaskan bahwa TDI terus berupaya mengembangkan dan membangun sepeda listrik dan motor listrik ramah lingkungan sebagai alternatif motor berbasis internal combustion engine (ICE) dengan meningkatkan investasi dalam aspek riset dan pengembangan, pemasaran, serta infrastruktur.
"Kami memiliki visi merevolusi industri transportasi dengan menyediakan kendaraan roda dua baik berbasis listrik maupun pedal yang ramah lingkungan, efisien, dan terjangkau di pasar dalam dan luar negeri," kata Stephen dalam keteranganya, Sabtu (12/8).
Stephen memperkirakan pangsa pasar sepeda listrik dan motor listrik di Indonesia terus bertumbuh dari tahun ke tahun dengan permintaan berdatangan dari individu, pemerintah, serta bisnis khususnya sektor transportasi dan logistik.
"Sejalan dengan upaya Indonesia menuju masa depan yang berkelanjutan, pemerintah telah mengambil langkah signifikan untuk mendukung pertumbuhan industri kendaraan listrik. Dukungan ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan tetapi juga perekonomian Indonesia secara keseluruhan," jelas Stephen.
Direktur TDI Henry Mulyadi mengungkapkan TDI tengah memperluas portofolio bisnis motor listrik yang disebut dengan United E-motor. Salah satu strategi yang dijalani yaitu membangun tambahan fasilitas produksi. Saat ini TDI memiliki dua fasilitas produksi yang berlokasi di Citeureup dan Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. Dari situ, perseroan mampu menghasilkan 1 juta sepeda per tahun, 250.000 E-Moped per tahun, dan 150.000 E-Motor per tahun.