Luhut soal Harga Gas Mahal: Banyak Maling di Bagian Hulu
Luhut optimis dapat menekan harga gas yang tinggi dalam kurun waktu tiga bulan. Hal ini sesuai dengan instruksi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) di istana sore ini.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan membeberkan penyebab tingginya harga gas dalam negeri, terutama gas industri. Salah satunya adalah mahalnya harga yang dimulai dari industri hulu sehingga membuat harga jual menjadi mahal.
"Ya dari awal sudah banyak maling di sana (di industri hulu gas)," kata Menko Luhut, saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (6/1).
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Bagaimana ciri khas pantun lucu? Tentunya dengan menggunakan pola yang berirama dan penuh humor, patun dapat menghadirkan keceriaan di tengah-tengah kegiatan sehari-hari.
-
Bagaimana ciri khas pantun lucu Betawi? Tak jarang, pantun-pantun Betawi yang dibawakan mengandung humor lucu dan menghibur.
-
Kapan Pangeran Antasari wafat? Saat menjadi Sultan Banjar, Pangeran Antasari terus melanjutkan perjuangannya melawan Belanda. Di tengah perlawanan tersebut, Pangeran Antasari jatuh sakit terserang penyakit cacar dan paru-paru hingga akhirnya wafat pada 11 Oktober 1862.
-
Kapan Curug Bibijilan buka? Curug Bibijilan buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB.
-
Kapan Mikha Tambayong mulai bertugas? Perempuan kelahiran Jakarta 15 September 1994 ini mulai aktif berdinas sejak Mei 2023.
Dia mengungkapkan, solusi mengenai tingginya harga gas telah diutarakan sejak dirinya menjabat sebagai Menteri ESDM, namun tidak berlanjut.
"Banyak (solusi harga gas tinggi), ini kami sedang exercise sebetulnya dulu sudah kami exercise waktu saya jadi menteri ESDM, tapi waktu itu berhenti karena harga kontrak hulu sudah macam-macam, enggak jelas," ujarnya.
Kendati demikian dia optimis dapat menekan harga gas yang tinggi dalam kurun waktu tiga bulan. Hal ini sesuai dengan instruksi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) di istana sore ini. "Apa yang tidak mungkin?," ujarnya.
Selain itu, Menko Luhut mengakui banyak redundant cost (mubazir) yang turut mempengaruhi harga gas tersebut. Hal itu menjadi tantangan yang harus diselesaikan dalam tiga bulan ke depan.
"Jadi presiden (Jokowi) kasih kami target 3 bulan harus selesai, maret harus selesai. Jadi saya challenge awal Maret kita sudah bisa selesai. Jadi kami mau harga gas di USD 6 karena terlalu banyak redundant cost, jadi banyak cost yang tumpang tindih," tutupnya.
Presiden Jokowi Kecewa Masalah Harga Gas Tak Kunjung Tuntas
Presiden Joko Widodo mengajukan tiga hal untuk menuntaskan persoalan masalah harga gas untuk industri, salah satunya penghilangan porsi gas pemerintah.
"Saya melihat yang pertama ada jatah pemerintah USD 2,2 per MMBTU, supaya jatah pemerintah ini dikurangi atau bahkan dihilangkan, ini bisa lebih murah," kata Presiden dalam sambutan pembukaan rapat terbatas bertopik "Ketersediaan Gas untuk Industri" di Kantor Presiden, Jakarta dikutip dari Antara, Senin (6/1).
Menurut Presiden, upaya itu harus dikoordinasikan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Penyesuaian jatah itu adalah bagian pemerintah yang masuk melalui penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Jika jatah gas pemerintah disesuaikan, maka harganya bisa turun dari sekitar USD 8 - USD 9 per MMBTU.
Hal kedua yakni Domestic Market Obligation (DMO) bagi gas diberlakukan dan dapat diberikan kepada industri.
Lalu opsi ketiga yang diajukan Presiden yakni membebaskan impor gas untuk industri.
Presiden menyatakan kekecewaannya karena sejak 2016, persoalan harga gas untuk industri yang mahal tidak kunjung tuntas.
"Ini sudah sejak 2016 nggak beres-beres. Saya harus cari terobosannya, tiga itu pilihannya. Kalau tidak segera diputuskan ya akan begini terus. Pilihannya kan hanya dua; melindungi industri atau melindungi 'pemain gas'," tegas Jokowi.
(mdk/idr)