Lunasi utang Rp 20,2 T, BUMI jual saham BRMS dan KPC
KPC menjual saham sebesar 19 persen atau setara USD 950 juta, BRMS menjual sebesar 42 persen atau setara USD 257 juta.
Setelah dua kali batal lantaran tidak memenuhi kuorum, Perusahaan tambang milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kembali menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Salah satu kesepakatan dalam rapat kali ini adalah penjualan saham untuk melunasi utang sebesar USD 1,787 miliar atau setara Rp 20,2 triliun.
Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk Dileep Srivastava mengatakan, RUPSLB yang diselenggarakan untuk ketiga kalinya ini menyepakati tiga agenda yang telah tertunda. "Kami dapat 63,19 persen, dari minimum yang diwajibkan 40 persen," kata Dileep di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (3/4).
Adapun tiga agenda yang dibahas adalah pertama, persetujuan untuk pengalihan saham-saham milik perseroan di dalam PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Bumi Resouces Minerals Tbk (BRMS) sebagai bagian dari penyelesaian pelunasan utang Perseroan kepada China Investment Corporation (CIC) sebesar USD 1,787 miliar.
Pelunasan utang ke CIC dilakukan melalui pengalihan saham di PT Kaltim Prima Coal dan Bumi Resources Mineral dan pembelian saham milik Kutai Timur Sejahtera di Kaltim Prima Coal oleh perseroan atau anak usaha.
KPC akan menjual saham sebesar 19 persen atau setara USD 950 juta, BRMS menjual sebesar 42 persen atau setara USD 257 juta dan melakukan penerbitan saham baru atau Rights Issue BUMI yang mencapai USD 150 juta.
Agenda kedua yakni persetujuan untuk menjaminkan atau mengagunkan dan mengalihkan sebagian besar harta kekayaan perseroan, sebagaimana diisyaratkan oleh pasal 102 Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Agenda ketiga adalah perubahan struktur modal saham perseroan dan perubahan serta penegasan seluruh Anggaran Dana Perseroan.
Vice President Investor Relations and Chief Economist Bumi Resources Achmad Reza Widjaja menambahkan, jumlah pemegang saham yang hadir melebihi setengah dari total pemegang saham.
"Yang hadir sekitar 60 persen lebih. Kita harus kuorum minimal 40 persen, tapi ternyata yang menyetujui 60 persenan," tutup Reza.