Luncurkan 200 Zona Baru, Dompet Dhuafa Terus Tekan Angka Kemiskinan
Di era 4.0 Dompet Dhuafa meyakini bahwa banyak orang ingin terlibat dalam kebaikan terutama untuk membantu orang lain. Saat mengelola permasalahan kemiskinan dan kemanusiaan, harus melibatkan banyak pihak.
Dompet Dhuafa meluncurkan sebanyak 200 zona layanan baru yang akan tersebar di 34 provinsi seluruh Indonesia. Langkah ini dilakukan sebagai wujud komitmen perluas sebaran manfaat perusahaan setelah selama 26 tahun terjun di program-program kemanusiaan.
Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa, Nasyith Majidi mengatakan, Dompet Dhuafa lahir untuk memberdayakan dan mengangkat kaum dhuafa, memutus rantai kemiskinan dan membantu sesama manusia yang dalam kesulitan. Perluasan jaringan akan mengakomodasi kebaikan masyarakat maupun sebaran manfaat program.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa fungsi utama Gedung Kesenian Jakarta saat ini? Saat ini, gedung tersebut masih aktif digunakan sebagai lokasi pertunjukkan seni khas nusantara maupun luar negara.
-
Mengapa kemacetan di Jakarta meningkat? Syafrin juga menuturkan peringkat kemacetan DKI Jakarta mengalami kenaikan. Sebelumnya peringkat 46, kini menjadi peringkat 29.
-
Kapan KEK Singhasari diresmikan? KEK Singhasari berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 27 September 2019.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
"Karena selama 26 tahun perjalanan, Dompet Dhuafa berhasil mengoptimalkan kepercayaan dana publik sebesar Rp 2,66 triliun, dengan alokasi penyaluran 90 persen, dan penerima manfaat mencapai 19,3 juta jiwa. Sehingga, dari adanya 200 zona layanan, dapat terus menebar keberkahan lebih luas lagi," ungkap dia dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (31/10).
Di era 4.0 Dompet Dhuafa meyakini bahwa banyak orang ingin terlibat dalam kebaikan terutama untuk membantu orang lain. Saat mengelola permasalahan kemiskinan dan kemanusiaan, harus melibatkan banyak pihak. Apalagi digitalisasi menjadi penting untuk menguatkan kanal penghimpunan.
"Seperti lahirnya bawaberkah.org dan MUMU Apps sebagai payment gateway di Dompet Dhuafa. Sehingga dengan semakin luasnya jaringan dan pendekatan digital, maka semakin luas pula Dompet Dhuafa dalam mengintervensi problematika kemiskinan di negeri ini," katanya.
Selain intervensi problematika kemiskinan, 200 zona layanan juga menguatkan lembaga lain untuk bertumbuh membantu sesama. Setelah mengantongi sejumlah prasyarat seperti portofolio fundrising, tata kelola keuangan, penyaluran dalam bentuk program, bersedia menerapkan nilai-nilai Dompet Dhuafa, lembaga atau organisasi tersebut dapat bergabung dalam zona layanan.
Menurutnya, Dompet Dhuafa hanya akan mengontrol aspek produk saja. Sedangkan pendekatan strategisnya menjadi wewenang masing-masing lembaga yang bergabung. Tetapi untuk lembaga yang belum memiliki sistem, sangat memungkinkan untuk mengadopsi apa yang ada di Dompet Dhuafa.
"Karena banyak lembaga, wilayah intervensi lebih luas dan tersebar ke berbagi tempat. Jadi dengan kolaborasi tersebut, kami optimis dapat meningkatkan capaian penghimpunan maupun perluasan program layanan kepada masyarakat di atas 50 persen," pungkasnya.
Baca juga:
Soal Gaji Rp27 Juta per Kapita, Presiden Jokowi Dinilai Jual Mimpi
Cita-cita Jokowi Kemiskinan 0 Persen Mustahil Tercapai
Jokowi: Kemiskinan Dekati 0 Persen Pada 2045, Sudah Kita Hitung Sangat Memungkinkan
Pertumbuhan Ekonomi Tetap 5 Persen, ini Masalah Akan Muncul di Periode II Jokowi
Meski Ekonomi Tak Meroket, Presiden Jokowi Cetak Prestasi ini di 5 Tahun Pertama
Bappenas: Ekonomi Indonesia Tetap Stabil di Tengah Gejolak Ekonomi Global