Mahasiswa Senang Skripsi Tak Lagi Jadi Syarat Lulus Kuliah: Biar Cepat Masuk Kerja
Mahasiswa S1 dan Sarjana Terapan bisa lulus tanpa harus mengerjakan skripsi.
Mahasiswa S1 dan Sarjana Terapan bisa lulus tanpa harus mengerjakan skripsi.
Mahasiswa Senang Skripsi Tak Lagi Jadi Syarat Lulus Kuliah: Biar Cepat Masuk Kerja
Mahasiswa Senang Skripsi Tak Lagi Jadi Syarat Lulus Kuliah
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim mengungkapkan regulasi baru mahasiswa S1 dan Sarjana Terapan bisa lulus tanpa harus mengerjakan skripsi.
Kebijakan ini diumumkannya dalam acara peluncuran Merdeka Belajar Episode ke-26: Transformasi Standar Nasional dan Akreditasi Pendidikan Tinggi yang berdasar pada Permendikbud Ristek Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi pada Selasa (29/8) kemarin.
Brian Laywith, mahasiswa semester 5 jurusan teknologi pangan di Universitas Bina Nusantara mengaku setuju dengan keputusan Nadiem Makarim.
Dia menilai, skripsi tidak dibutuhkan ketika masuk ke dunia kerja.
"Kayaknya dari pihak perusahaan atau recruiter juga enggak perlu tahu skripsi apa yang saya buat tapi mereka akan lihat proyek-proyek yang saya buat semasa kuliah," ungkapnya kepada BBC.com, dikutip Kamis (31/8).
Teman satu jurusan Brian Laywith, Monica juga setuju dengan keputusan Nadiem.
Dirinya menganggap skripsi tidak jarang menjadi ganjalan yang membuat mahasiswa lulus lebih lama. Sehingga, kesulitan untuk memasuki dunia kerja.
Apalagi dia lebih suka membuat proyek seperti inovasi makanan dibandingkan mengerjakan skripsi.
"Awalnya saya berpikir pembuatan skripsi cukup sulit sehingga jika ada bentuk lain dari tugas akhir, saya akan mencobanya terutama proyek-proyek karena menurut saya hal tersebut lebih menarik," ungkap Monica.
Senada, Galang mahasiswa semester tiga jurusan Teknik Sipil di Universitas Negeri Malang, mengaku kebijakan penghapusan skripsi sebagai syarat kelulusan tunggal ini sebagai hal yang baik.
Dia berpandangan skripsi sebagai satu faktor yang kadang-kadang membuat kakak tingkatnya lulus lebih lambat dari yang direncanakan.
Namun, di Prodi Teknik Sipil tugas akhir tidak hanya dalam bentuk skripsi tetapi ada juga proyek-proyek dengan pembuatan laporan yang hampir menyerupai skripsi.
Terlebih, tugas tersebut termasuk elemen utama yang memengaruhi kelulusan.
"Untuk saat ini sih saya realistis aja sebagai mahasiswa apalagi saya masih semester 3 dan skripsi itu juga masih lama jadi saya merasanya kayak senang," kata Galang.
Meski begitu dia belum tahu, tugas akhir pengganti skripsi akan lebih mudah atau lebih sulit ketimbang membuat skripsi.
"Tapi saya masih enggak tahu semisal nanti pengganti skripsinya ini ternyata lebih sulit dari skripsi," ujar Galang.
Nadiem Makarim: Skripsi Tak Lagi Jadi Syarat Kelulusan Kuliah
Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim menyampaikan bahwa skripsi, tesis, dan disertasi tidak wajib dikerjakan sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar.Ia memberikan pilihan lain.
"Tugas akhir bisa berbentuk macam-macam, bisa berbentuk prototipe, projek, bisa berbentuk lainnya dan tidak hanya skripsi, tesis, atau disertasi." kata Nadiem pada acara peluncuran Merdeka Belajar Episode ke-26.
Kebijakan ini penyederhanaan standar kompetensi kelulusan. Tetapi, penerapan kebijakan tersebut bisa tergantung pada Perguruan Tinggi itu sendiri.
Kebijakan ini mendapat reaksi beragam.
Utamanya bagi mahasiswa yang kini tengah menempuh perkuliahan.
Jauh sebelum kebijakan ini lahir, beberapa perguruan tinggi diketahui memang sudahvtidak mewajibkan skripsi sebagai syarat kelulusan.