Mark Zuckerberg Kini Dinobatkan Sebagai Orang Terkaya Nomor Dua di Dunia, Jumlah Kekayaannya Bikin Melongo
Saat ini, Zuckerberg berada di belakang CEO Tesla, Elon Musk, yang memiliki kekayaan sekitar Rp3,96 kuadriliun dalam daftar orang kaya Bloomberg.
Mark Zuckerberg saat ini dinabatkan sebagai orang terkaya kedua di dunia, setelah saham Meta mencapai rekor tertinggi. Menurut Bloomberg Billionaires Index, CEO Meta Platforms yang membawahi Facebook, Instagram, Threads, dan WhatsApp telah meningkatkan kekayaan dari USD78 miliar atau Rp1,2 kuadriliun sejak Januari dan mencapai USD206,2 miliar, setara dengan Rp3,19 kuadriliun.
Melansir dari Business Insider, peningkatan kekayaan membuat Zuckerberg mencapai USD1,1 miliar atau lebih dari Rp15,4 triliun. Kekayaan tersebut lebih banyak daripada CEO Amazon, yaitu Jeff Bezos.
- Kekayannya Melonjak Rp138 Triliun, Mark Zuckerberg Geser Bernard Arnault Sebagai Konglomerat Terkaya di Dunia
- Meski Jadi Orang Terkaya di Dunia, Segini Ternyata Gaji Mark Zuckerberg dan Elon Musk
- Daftar Terbaru 5 Orang Terkaya Dunia, Tersebar Hampir di Semua Benua
- Kekayaan Mark Zuckerberg Bertambah Rp442 Triliun dalam Satu Hari
Saat ini, Zuckerberg berada di belakang CEO Tesla, Elon Musk, yang memiliki kekayaan sekitar Rp3,96 kuadriliun dalam daftar orang kaya Bloomberg. Pada awal tahun 2024, Zuckerberg berada di peringkat keenam, namun kini berhasil menyalip Bernard Ault, Larry Ellison, dan juga Bezos.
Meski Zuckerberg masih jauh di belakang Musk, dia bisa menyalip dengan cepat karena kekayaan di sektor teknologi cenderung naik turun. Kekayaan Musk sempat di bawah angka kekayaan Zuckerberg pada pertengahan Juni dan bahkan hanya mencapai Rp2,53 kuadriliun pada bulan April.
Ketiga perusahaan besar, Meta, Tesla, dan Amazon, bergerak beriringan, sehingga kekayaan Zuckerberg, Musk, dan Bezos sering kali naik dan turun bersamaan.
Namun, laporan pendapatan yang buruk, tuntutan atau gugatan hukum, penyelidikan antimonopoli, atau bencana lainnya dapat berdampak besar pada pendapatan mereka.
Berpotensi Menyalip Musk
Zuckerberg berpotensi menduduki posisi pertama jika Musk melakukan sumbangan filantropis secara besar-besaran. Contohnya seperti Warren Buffett, dia tidak menjadi orang terkaya di dunia padahal kekayaannya lebih dari Rp4,6 kuadriliun. Hal tersebut terjadi karena Buffet telah menyumbangkan lebih dari setengah saham Berkshire Hathaway.
Di usia 40 tahun ini, Zuckerberg mungkin memiliki lebih banyak waktu untuk meningkatkan kekayaannya dibandingkan Musk yang berusia 53. Sementara itu, Buffett mengumpulkan lebih dari 99 persen kekayaannya setelah berusia 65 tahun, seperti yang dicatat oleh penulis Morgan Housel dalam bukunya yang berjudul "The Psychology of Money".
Meskipun jauh lebih muda, Zuckerberg kini memiliki kekayaan lebih besar dari pada tokoh bisnis terkemuka lainnya seperti Bill Gates, Buffett, serta pendiri Google, yakni Larry Page dan Sergey Brin. Sebagian besar kekayaannya berasal dari 13 persen saham di Meta.
Merintis Usaha Sejak Usia 19 Tahun
Zuckerberg mendirikan Facebook sejak tahun 2004. Saat itu dia masih berusia 19 tahun. Meta kini menjadi perusahaan publik terbesar keenam di dunia dengan market cap hampir Rp23,2 kuadriliun, lebih besar dari pada Berkshire Hathaway Rp15,2 kuadriliun, Tesla Rp12,6 kuadriliun, Walmart Rp10 kuadriliun, JPMorgan Rp9 kuadriliun, dan perusahaan besar lainnya.
Zuckerberg telah melakukan kebangkitan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Saham Meta anjlok lebih dari 75 persen antara September 2021 dan November 2022 lantaran investor kecewa dengan keputusan pemimpin perusahaan untuk menginvestasikan puluhan miliar dolar dalam bisnis metaverse yang baru dirintis. Penurunan tersebut membuat Zuckerberg berada di titik terendah dengan kekayaan yang menyusut hingga hanya Rp541 triliun.
Namun, saham Meta telah melonjak 68 persen tahun ini. Kenaikan tersebut telah melipatgandakan kekayaan Zuckerberg lebih dari lima kali.
Hal ini menandakan keyakinan Wall Street bahwa Meta akan meraih keuntungan besar dari revolusi AI, serta kelegaan investor bahwa Zuckerberg telah mengendalikan pengeluarannya.
Reporter Magang: Thalita Dewanty