Masyarakat Diminta Tanam Cabai di Rumah, Harga Panen Raya Bakal Turun?
Dengan masyarakat melakukan penanaman cabai di rumah, bisa mengurangi permintaan cabai di pasaran. Maka inflasi pada komoditas pangan tidak meningkat bisa berkurang.
Produk pangan masih menjadi salah satu penyumbang inflasi tertinggi di Indonesia. Setidaknya 70 persen inflasi nasional disumbang dari cabai hingga telur yang menjadi konsumsi masyarakat.
Dalam rangka menekan inflasi pangan tersebut, Bank Indonesia membuat program nasional penanaman cabai di pekarangan rumah. Sehingga kebutuhan cabai di rumah tangga bisa terpenuhi dengan cara sendiri.
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Mengapa harga cabai rawit di Pasar Batangase naik? Untuk itu, jika selama ini telah dilakukan program tanam cabai, namun karena masih tingginya permintaan, harga juga masih sangat tinggi. Sehingga tahun depan, pihaknya berencana untuk memasifkan penanaman cabai, tidak hanya imbauan tetapi memberikan bibit gratis, direncanakan sebanyak 50 juta bibit.
-
Bagaimana Heru menghadapi masa harga cabai murah? Saat harga murah, para petani biasanya kapok menanam cabai. Tidak demikian dengan Heru. Ia konsisten menanam cabai baik saat harganya murah maupun melambung tinggi. Dia juga memastikan kualitas cabainya selalu bagus.
-
Bagaimana Kemendag memantau stabilitas harga cabai? Mendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok. Rata-rata harga cabai sudah di kisaran Rp 70.000 per kg di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
-
Kenapa harga beras di Jawa Tengah naik? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
"Masalah pangan itu menyumbangkan sekitar 70 persen ke inflasi, padahal kalau kita lihat masalah pangannya cabai, bawang merah, telur itu makanan yang dari dulu kita makan sehari-hari," kata Deputi Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Wilayah Bali Nusra di Bali, Jumat, (9/12).
Dengan masyarakat melakukan penanaman cabai di rumah, bisa mengurangi permintaan cabai di pasaran. Maka inflasi pada komoditas pangan tidak meningkat bisa berkurang.
"Bayangkan kalau semua keluarga melakukan hal yang sama. Tadi kita lihat betapa mudahnya, tinggal tambah pupuk saja," jelasnya.
Waktu Penanaman
Hanya saja kata Destry, penanaman cabai di pekarangan harus diatur. Waktu penanaman cabai harus bisa diatur agar harga cabai tidak terlalu rendah di pasaran.
"Tapi tolong dipikirkan, kalau semua tanam cabai, kemudian panen sama-sama harganya ini akan turun. Yang menderita petani cabai," kata dia.
Sehingga dia menilai pemerintah khususnya yang di daerah harus bisa memetakan produksi pangan. Sehingga untuk komoditi yang sama bisa dipanen tidak dalam waktu yang sama.
"Jadi ini harus ada penyeimbang. Makanya ada Bapanas dan Bulog yang sekarang juga beras lagi hilang. Jadi Bapak-Ibu harus punya mapping," kata Destry.
(mdk/idr)