Masyarakat Tetap Butuh Mesin ATM Meski Aplikasi Mobile Banking Makin Canggih
Ekonom Permata Bank, Josua Pardede menilai tingginya nilai transaksi uang elektronik dan digital banking tidak bermakna kebutuhan masyarakat akan uang tunai berkurang. Sehingga di masa depan penggunaan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) akan ditinggalkan masyarakat.
Bank Indonesia mencatat nilai transaksi melalui mesin ATM di bulan Agustus 2022 sebesar Rp722,5 triliun atau tumbuh 34,72 persen (yoy). Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan nilai transaksi uang elektronik dan digital banking di periode yang sama.
Nilai transaksi uang elektronik mencapai Rp35,5 triliun atau tumbuh 43,24 persen (yoy). Kemudian nilai transaksi melalui digital banking sebesar Rp4.557,4 triliun atau mengalami peningkatan 31,40 persen (yoy).
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Apa yang dilakukan mobil mewah berpelat DPR RI yang viral? Mobil mewah berpelat DPR RI mendadak viral usai bunyikan strobo sampai dianggap arogan.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
Ekonom Permata Bank, Josua Pardede menilai tingginya nilai transaksi uang elektronik dan digital banking tidak bermakna kebutuhan masyarakat akan uang tunai berkurang. Sehingga di masa depan penggunaan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) akan ditinggalkan masyarakat.
"Peningkatan transaksi digital banking tidak dapat diartikan sebagai berkurangnya kebutuhan akan uang tunai," kata Josua saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Kamis (13/10).
Peningkatan transaksi digital kata dia sebenarnya hanya memindahkan beragam fungsi lain dari mesin ATM yang salah satunya tempat pengambilan uang tunai. Transaksi digital banking cenderung diperkirakan meningkat dari sisi transfer dan pilihan digital bank yang semakin meluas.
"Hal ini sebenarnya hanya memindahkan fungsi ATM sebagai media pengambilan uang tunai yang lebih efisien," kata dia.
Namun tak dapat dipungkiri Josua, berbagai transaksi bank yang kini sudah bisa dalam genggaman melalui aplikasi mobile banking bisa mengurangi intensitas masyarakat menggunakan mesin ATM.
Hanya saja, meski digitalisasi kian meluas, namun kebutuhan ATM masih tetap perlu. Sehingga dia memperkirakan masa depan mesin ini nanti hanya untuk mengambil uang tunai. "Ke depannya ATM diperkirakan menjadi media pengambilan uang tunai saja," ungkapnya.
Apalagi keberadaan mesin ATM di luar Pulau Jawa masih dibutuhkan. Sebab penggunaan transaksi non tunai masih minim. "Sebagian besar transaksi, terutama di luar pulau Jawa masih didominasi oleh transaksi tunai," katanya.
Jumlah Transaksi di BRI
Sebagai informasi, Sekretaris Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Aestika Oryza Gunarto mengatakan perkembangan transaksi digital nasabah BRI melalui aplikasi BRImo semakin meningkat.
Sampai akhir September 2022, jumlah transaksi finansial lewat aplikasi BRImo sudah naik 120,5 persen (yoy). Tak hanya itu, sales volume BRImo juga tumbuh 110,92 persen.
Data tersebut menunjukkan transaksi melalui aplikasi BRImo berkembang pesat. Bahkan mengalahkan transaksi di ATM BRI.
"Transaksi melalui ATM BRI masih tetap tumbuh positif, namun pertumbuhannya tidak sebesar pertumbuhan transaksi melalui BRImo," kata Aestika ketika dihubungi merdeka.com, Jakarta, Kamis (13/10).
Dia melanjutkan secara alami, peningkatan transaksi digital ini mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam menggunakan mesin ATM. Intensitas nasabah bertransaksi di mesin ATM berkurang seiring berjalannya waktu.
Meski begitu, BRI menilai keberadaan mesin ATM tetap dibutuhkan masyarakat. Sebab masyarakat masih membutuhkan uang tunai dengan proses pengambilan yang cepat.
"Untuk saat ini BRI melihat keberadaan ATM masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia," kata dia.
(mdk/idr)