Mayoritas Kue E-commerce Masih Dinikmati Masyarakat Jabodetabek
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), orang yang mencari barang atau konsumen e-commerce 70 persen berada di sekitaran area Jabodetabek. Kemudian unique sellers atau penjualan unik juga 80 persen masih terjadi di daerah tersebut.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Bambang Brodjonegoro, mengungkapkan bahwa transaksi perdagangan elektronik atau e-commerce saat ini sebagian besar masih bertumpu di area Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi (Jabodetabek). Padahal, untuk pemerataan ekonomi harusnya pertumbuhan itu bisa dirasakan di luar Pulau Jawa.
"Jadi, salah satu misi baik seller maupun visitor bagaimana caranya bagaimana e-commerce juga berkembang di luar Jawa. Juga mendorong kota-kota tier 2 tier 3, sampai tier 4 yang kebanyakan di luar Jawa," kata Menteri Bambang saat ditemui di Jakarta, seperti ditulis Rabu (13/3).
-
Siapa yang melakukan riset tentang kepuasan berbelanja online di e-commerce? Melihat situasi pasar digital di awal tahun 2024 yang terus bergerak mengikuti perkembangan kebutuhan dan preferensi masyarakat, IPSOS melakukan riset dengan tajuk ”Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce”.
-
Apa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace? Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
-
Kenapa Hari Jomblo di Tiongkok menjadi Hari Belanja Online? Seperti halnya Hari Valentine di Amerika Serikat yang dianut oleh Hallmark, Hari Jomblo di Tiongkok juga dikooptasi oleh raksasa e-commerce Alibaba pada tahun 2009 dan diubah menjadi hari belanja online besar-besaran.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Siapa yang membangun bisnis melalui marketplace? Selain itu, penjual bisa secara independen membangun bisnisnya melalui fasilitas yang ada di platform ini.
-
Bagaimana cara kerja e-commerce dalam mengelola sistem pembayaran? Pada marketplace, sistem pembayaran dan pengiriman sudah diatur hingga tuntas tanpa melibatkan penjual ataupun pembeli. Namun, pada e-commerce tentu saja semuanya harus dijalankan secara independen. Mulai dari sistem pembayaran yang dipilih hingga metode pengiriman yang digunakan.
Menteri Bambang mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), orang yang mencari barang atau konsumen 70 persen berada di sekitaran area Jabodetabek. Kemudian unique sellers atau penjualan unik juga 80 persen masih terjadi di daerah tersebut.
"Jangan sampai e-commerce booming, unicorn makin banyak tapi semua di Jakarta. Itu akan membuat sulit menciptakan pemerataan antar wilayah, kita sudah susah payah membuat kesenjangan antar wilayah tidak makin lebar," katanya.
Menteri Bambang menambahkan, keberadaan e-commerce seharusnya dapat membantu pemerataan di wilayah-wilayah luar Jawa. Sehingga tidak terjadi ketimpangan secara signifikan antar wilayah.
"Dengan perdagangan barang yang sifatnya ritel, sekarang ada e-commerce, tolong bantu kami juga supaya kesenjangan tidak semakin lebar karena e-commerce," pungkasnya.
Baca juga:
Bahaya di Balik Niat Investor Tanam Modal di E-commerce Indonesia
Jurus Lion Parcel Cetak Pertumbuhan di Atas 10 Persen Saat Tarif Muatan Udara Naik
Traveloka Sayangkan Penutupan Penjualan Tiket AirAsia
Strategi BI Hadapi Perkembangan Ekonomi Digital
BI Catat Transaksi E-commerce Naik Hingga Rp 13 T Per Bulan
Gelar BI Netifest 2019, Bank Indonesia Mau Genjot Potensi Kopi dan Ekonomi Digital RI
Bukalapak Ajari Anak-anak Proses E-commerce dari Hulu ke Hilir