Menko Airlangga Sebut Fintech Telah Salurkan Pinjaman Rp100 Triliun
Airlangga mengatakan, kenaikan pesat penyaluran pinjaman p2p lending ini tak lepas dari peningkatan jumlah aku peminjam (borrower) dan penyaluran pinjaman.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mencatat, perusahaan financial technology (fintech) Peer to Peer Lending (P2P) telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp100 triliun per September 2020. Nilai tersebut naik sebesar 113 persen dibanding periode sama tahun lalu atau secara year on year (yoy).
"Di dalam penyaluran pinjaman akumulasi penyaluran p2p lending sudah mencapai lebih dari Rp100 triliun hingga bulan september 2020. Atau ini naik sebesar 113 persen secara tahunan (yoy)," ucap Airlangga dalam acara peluncuran "Indonesia Fintech Society (IFSoc)", Senin (9/11).
-
Siapa yang bertemu dengan Airlangga Hartarto saat membahas investasi di Indonesia? Delegasi kongres Amerika Serikat yang terdiri Jonathan Jackson, Young Kim, Andy Barr, dan Jasmine Crockett, bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta di Jakarta, Senin (28/8).
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto meyakinkan para pengusaha AS tentang iklim investasi di Indonesia? Selama ini Pemerintah Indonesia telah mendorong reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja, yang telah menciptakan iklim investasi yang kondusif sekaligus mendorong pemerataan pembangunan," tanggap Menko Airlangga.
-
Mengapa Menko Airlangga Hartarto menekankan pentingnya kolaborasi multistakeholders untuk meningkatkan digitalisasi dan inklusi keuangan di wilayah pedesaan? Upaya optimalisasi pemanfaatan teknologi digital tersebut juga akan mendorong peningkatan nilai ekonomi digital Indonesia. Tercatat, menurut hasil studi Google Temasek, Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia sendiri pada tahun 2022 telah mencapai USD 77 miliar atau tumbuh 22% (yoy) dan diprediksi akan meningkat hampir 2 kali lipat hingga USD 130 miliar pada tahun 2025. "Dalam menyambut besarnya kesempatan tersebut, kita juga harus menyadari bahwa terdapat juga tantangan-tantangan dalam pengembangan ekonomi platform, terutama di wilayah pedesaan dan daerah 3T. Tantangan tersebut diantaranya adalah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas, serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
-
Apa yang menurut Menko Airlangga Hartarto menjadi tantangan utama dalam pengembangan ekonomi platform di wilayah pedesaan? "Dalam menyambut besarnya kesempatan tersebut, kita juga harus menyadari bahwa terdapat juga tantangan-tantangan dalam pengembangan ekonomi platform, terutama di wilayah pedesaan dan daerah 3T. Tantangan tersebut diantaranya adalah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas, serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gam Ki Yong? Pertemuan keduanya terkait implementasi Program Tech:X, peningkatan kemudahan mobilitas bagi investor dari Singapura, pengembangan Pelabuhan Kendal, penguatan konektivitas udara, kerja sama agribisnis, dan kerja sama pariwisata.
Airlangga mengatakan, kenaikan pesat penyaluran pinjaman p2p lending ini tak lepas dari peningkatan jumlah aku peminjam (borrower) dan penyaluran pinjaman. "Dan usia lender ataupun borrower kelompok muda berusia rata-rata 34 tahun," jelasnya.
Selain itu, pesatnya perkembangan teknologi di tengah masyarakat juga menopang pertumbuhan industri fintech. Menyusul kian mudahnya akses masyarakat terhadap layanan keuangan yang dibutuhkan.
"Di tahun 2019 laporan Google dan Temasek menunjukkan bahwa ekonomi digital Indonesia yang terbesar dengan pertumbuhan tercepat di ASEAN. Fintech memiliki peran besar dengan estimasi nilai 45 miliar USD dan pertumbuhan tahunan hampir 50 persen," paparnya.
Oleh karena itu, pihaknya meminta stakeholders terkait untuk mampu menjaga tren pertumbuhan positif ini. Sehingga fintech ke depan terus bisa berinovasi dalam memberikan layanan terhadap masyarakat.
"Di samping itu juga melindungi kepentingan masyarakat merupakan aspek paling penting. Sehingga OJK (Otoritas Jasa Keuangan) tentunya harus terus melakukan pengawasan secara dinamis," tutup Menko Airlangga.
Baca juga:
Menko Airlangga: Fintech Jadi Solusi Tingkatkan Inklusi Keuangan
Menko Airlangga: Fintech Punya Peran Penting untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi
Indonesia Miliki Fintech Syariah Terbanyak Dunia
OJK: Pekan Fintech Nasional Percepat Transformasi Digital Ekonomi Keuangan
Pekan Fintech Nasional Kembali Digelar untuk Percepat Pemulihan Ekonomi
OJK Pelototi Penyelenggara Keuangan Digital agar Tak Bermasalah