Menko Airlangga: Kerugian Ekonomi Akibat Karhutla Capai Rp150 Miliar
Airlangga mengaku kehadirannya dalam masalah ini karena menyangkut banyak hal dalam perekonomian.
Kerugian kebakaran hutan dan lahan secara ekonomi mencapai Rp150 miliar. Dampak yang lebih bisa ditekan jika penanganan dioptimalkan.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto saat memimpin apel karhutla di Palembang, Sabtu (20/7). Airlangga mengaku kehadirannya dalam masalah ini karena menyangkut banyak hal dalam perekonomian.
Airlangga mengatakan, kerugian akibat karhutla sangat berpengaruh pada beban negara. Alokasi anggaran tahunan sebenarnya bisa digunakan untuk kepentingan lain jika karhutla bisa ditekan sedini mungkin.
"Kerugian secara ekonomi akibat karhutla mencapai Rp 150 miliar. Itu bisa ditekan dengan menjaga alam dan musi kemarau musim beberapa bulan lagi, ini perlu dijaga," ungkap Menko Perekonomian Airlangga Hartanto.
Karena itu, Airlangga meminta semua pihak, termasuk masyarakat terlibat langsung dalam pencegahan dan penanganan karhutla. Seba karhutla dapat menimbulkan bencana kabut asap yang merugikan banyak pihak.
"Apel penanganan karhutla ini jangan hanya simbolis saja, semua pihak harus mendukung pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan. Pencegahan perlu diprioritaskan dan jangan sampai terlambat," kata Airlangga.
Selain pencegahan dini, Airlangga meminta pihak korporasi yang memiliki hak guna Ulusaha (HGU) dapat ikut andil mencegah kebakaran hutan di wilayah masing-masing. Sehingga keterlibatan seluruh pihak pun dapat berjalan optimal dalam penanganan musibah tahunan itu.
"Semua pihak mencari solusi permanen, tata air kanal bloking dan penegakan hukum tanpa kompromi," kata Airlangga.
"Perlu dilakukan langkah urgensi, untuk beberapa hal pengendalian kebakaran hutan. Kalau ada api kecil segera diberitahukan dan deteksi dini di titik hotspot. Jajaran bawah harus memperbarui informasi secepat mungkin," sambung Airlangga.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Iqbal Alisyahbana menjelaskan, di provinsi itu setidaknya ada empat daerah prioritas pencegahan dan penanganan karhutla. Yakni Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
Wilayah-wilayah itu memiliki lahan gambut yang luas sehingga sangat sulit dipadamkan jika terbakar. Setiap musim kemarau, lahan gambut selalu terbakar dan menimbulkan kabut asap.
"Ada 12 daerah rawan karhutla, tapi fokus prioritas kita di 4 kabupaten," kata Iqbal.
Meski BMKG memprediksi musim kemarau tahun ini tidak seekstrim seperti 2023, namun penanangan dioptimalkan dengan membentuk posko di setiap daerah. Sementara dalam pemadaman, semua elemen dikerahkan dibantu lima unit helikopter untuk patroli dan waterboombing.