Menko Darmin: Pandangan Industri Makin Baik ke Depan
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution turut berkomentar mengenai kondisi nilai Prompt Manufacturing Index (PMI) yang dirilis Bank Indonesia. Menurutnya, secara tren memang kondisi PMI selalu menunjukkan kinerja yang baik.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution turut berkomentar mengenai kondisi nilai Prompt Manufacturing Index (PMI) yang dirilis Bank Indonesia. Menurutnya, secara tren memang kondisi PMI selalu menunjukkan kinerja yang baik.
"Indeks PMI itu memang kecenderungannya membaik di kita. Itu artinya PMI itu kan bagaimana industri melihat ke depan apakah membaik apa enggak. Kalau pakai PMI yang ada sekarang ini arahnya kita akan membaik pertumbuhan industrinya," katanya saat ditemui di ICE SCBD, Tanggerang, Senin (15/4).
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Bagaimana pertumbuhan industri di Sidoarjo berkontribusi terhadap perekonomian daerah? Pertumbuhan industri di Sidoarjo telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
-
Siapa saja yang berperan penting dalam keberhasilan transformasi industri di Indonesia? “Capaian transformasi industri saat ini merupakan hasil kerja banyak pihak yakni dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, akademisi, dan terutama dari para pelaku industri sendiri.
-
Siapa yang berperan dalam mendorong inovasi dan industri berkelanjutan? Mendorong inovasi dan industri berkelanjutan dapat menciptakan peluang bisnis baru.
-
Mengapa pembangunan IKN penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia? “Ibu Kota Nusantara diharapkan menjadi penggerak ekonomi Indonesia di masa depan, mendukung transformasi ekonomi nasional menuju visi Indonesia Emas 2045,” jelas Teni dalam sebuah sosialisasi.
Seperti diketahui, dikutip dari Bank Indonesia, kinerja sektor industri pengolahan berada pada level ekspansi pada kuartal I 2019. Hal ini terindikasi dari nilai Prompt Manufacturing Index (PMI)-BI sebesar 52,65 persen dari hasil SKDU kuartal I-2019.
Hal itu untuk kegiatan usaha sektor industri pengolahan yang terindikasi meningkat dengan SBT sebesar 1 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan 0,32 persen pada kuartal IV 2018.
Peningkatan kinerja industri pengolahan didorong oleh kenaikan volume pesanan sejalan dengan peningkatan permintaan domestik, termasuk persiapan Ramadan dan Lebaran 2019.
Berdasarkan subsektor, ekspansi kinerja industri pengolahan terutama terjadi pada subsektor industri kertas dan barang cetakan dan industri makanan, minuman dan tembakau.
Kemudian, berdasarkan sektor ekonomi, peningkatan kinerja sektor industri pengolahan pada kuartal I 2019 paling tinggi terjadi pada subsektor industri kertas dan barang cetakan dengan indeks sebesar 54,06 persen.
PMI-BI juga mengindikasikan kinerja subsektor industri makanan, minuman dan tembakau dan subsektor industri semen dan barang galian bukan logam berada pada fase ekspansing paling tinggi selanjutnya dengan indeks masing-masing sebesar 52,19 persen dan 50,53 persen.
Indikator volume produksi pada kuartal I 2019 berada pada fase ekspansi dengan indeks sebesar 53,49 persen. Pada kuartal II 2019, indeks volume produksi diperkirakan semakin ekspansif pada level 55,63 persen sejalan dengan optimisme peningkatan permintaan.
(mdk/idr)