Menkop Teten Sebut Realisasi KUR per 5 Mei Telah Rp83,57 T
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki mencatat, realisasi kredit usaha rakyat (KUR) hingga 5 Mei sudah mencapai Rp83,57 triliun. Angka ini setara dengan 33,03 persen dari target penyaluran Rp253 triliun.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki mencatat, realisasi kredit usaha rakyat (KUR) hingga 5 Mei sudah mencapai Rp83,57 triliun. Angka ini setara dengan 33,03 persen dari target penyaluran Rp253 triliun.
"Sampai 5 Mei 2021 KUR telah terealisasi sebesar Rp83,57 triliun kepada 2,29 juta debitur yang terdiri dari KUR super mikro, mikro, kecil dan TKI," ujarnya dalam konferensi pers Rabu (5/5).
-
Siapa yang mendukung rencana pemerintah untuk menghapus kredit macet UMKM? Terkait dengan kebijakan tersebut, BRI menyambut baik dan mendukung kebijakan pemerintah tersebut. Bahkan sejak 2021, Perseroan telah mengusulkan kepada regulator untuk me-review soal ketentuan terkait hapus buku kredit dan tagih piutang (write-off) bagi UMKM.
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Bagaimana BRI mendukung rencana pemerintah untuk menghapus kredit macet UMKM? Dengan demikian, dukungan dengan memberikan pendanaan kepada UMKM akan mendorong roda perekonomian Indonesia. Hingga kuartal I/2023, BRI sendiri berhasil mencatat pertumbuhan kredit di sektor UMKM sebesar 9,6% year on year (yoy) dengan nominal mencapai Rp989,6 triliun.
-
Apa yang menjadi alasan BRI mendukung rencana pemerintah untuk menghapus kredit macet UMKM? “Maka butuh policy seperti rencana pemerintah tersebut, sehingga akan menambah daya jelajah dan konsumsi kredit UMKM di masa yang akan datang. Kami telah lama memperjuangkan hal ini jadi kami menyambut baik rencana tersebut,” ujar Sunarso.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Mengapa BRI mendukung rencana pemerintah untuk menghapus kredit macet UMKM? Terkait dengan kebijakan tersebut, BRI menyambut baik dan mendukung kebijakan pemerintah tersebut. Bahkan sejak 2021, Perseroan telah mengusulkan kepada regulator untuk me-review soal ketentuan terkait hapus buku kredit dan tagih piutang (write-off) bagi UMKM.
Menkop Teten mengatakan bahwa pemulihan ekonomi semakin terakselerasi sejalan dengan beragam program stimulus pemulihan ekonomi nasional untuk mendorong kebangkitan pelaku usaha UMKM akibat pandemi covid-19.
Dia menyebut realisasi program Bantuan bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM) atau BLT UMKM hingga kini telah diberikan kepada 8,6 juta pelaku dari target awal sebanyak 9,8 juta orang.
"Realisasi banpres produktif untuk usaha mikro saat ini dari anggaran Rp15,36 triliun untuk 12,8 pelaku usaha di target awal untuk penyaluran 9,8 juta ini sudah terealisir 88,11 persen atau 8,6 juta pelaku," tuturnya.
Selanjutnya
Menurutnya, pemerintah akan terus mengejar target penyaluran Banpres hingga Lebaran Idulfitri tahun ini karena bantuan tersebut sangat berkaitan dengan kemampuan daya beli masyarakat di tengah pandemi covid-19.
"Kami akan terus kejar sampai lebaran karena ini saya kira berkaitan juga untuk kemampuan mendorong daya beli di masyarakat," jelasnya.
Apalagi saat ini, UMKM mulai pulih sejalan dengan membaiknya konsumsi rumah tangga naik dari minus 3,61 persen di triwulan IV-2020 menjadi minus 2,23 persen di triwulan I-2021 sedangkan konsumsi pemerintah dari 1,76 persen di triwulan IV-2020 menjadi 2,96 persen di triwulan I-2021.
"Pemerintah akan melanjutkan Banpres produktif atau Bantuan Produktif untuk Usaha Mikro (BPUM) dan subsidi bunga untuk memastikan UMKM tidak terjun bebas, bertahan, dan mulai pulih sejalan dengan membaiknya daya beli tersebut," tegasnya.
Adapun tahun ini pemerintah juga memberikan dukungan akses pembiayaan UMKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan target Rp250 triliun yang ditingkatkan menjadi Rp285 triliun. "Untuk relaksasi subsidi bunga tambahan 3 persen jadi suku bunga KUR sampai akhir Desember 2021 sebesar 3 persen," katanya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan realisasi penundaan angsuran pokok per 3 Mei 2021 diberikan kepada 1,76 juta debitur dengan baki debet Rp70,53 triliun.
Dia merinci untuk realisasi relaksasi KUR per 3 Mei 2021 meliputi perpanjangan jangka waktu uang diberikan kepada 1,51 juta debitur dengan baki debet Rp47,51 triliun dan penambahan limit plafon KUR diberikan kepada 16 debitur dengan baki debet Rp2,49 miliar.
(mdk/bim)