Menperin Agus: Industri 4.0 Tak Hilangkan Serapan Tenaga Kerja
Menperin memaparkan, penerapan teknologi digital dalam Industri 4.0 justru menjadi sebuah alat untuk meningkatkan efisiensi proses produksi manufaktur, bahkan mampu mendongkrak daya saing industri itu sendiri.
Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa Revolusi Industri 4.0 tidak akan menghilangkan penyerapan tenaga kerja di sektor manufaktur. Justru, industri 4.0 katanya menciptakan lapangan kerja dengan keahlian baru.
"Ada kekhawatiran dari Komisi VI DPR tentang Industri 4.0, tentang serapan tenaga kerja. Tidak bisa kita dikotomi antara kehadiran Industri 4.0 dihadapi dengan ketersediaan lapangan kerja, dan tidak perlu ada kekhawatiran dari pihak manapun," kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita dikutip Antara di Jakarta, Rabu (11/12).
-
Bagaimana cara PIDI 4.0 membantu industri di Indonesia? PIDI 4.0 memiliki showcase center yang menunjukkan miniatur penerapan teknologi 4.0 pada industri. Selain mengunjungi showcase center yang berlokasi di lantai dasar PIDI 4.0, pengunjung juga bisa melihat command center & control room di lantai 2, industry 4.0 laboratorium di lantai 3, test bed facilities di lantai 4, coworking space di lantai 8, dan fasilitas lainnya yang tersedia.
-
Bagaimana dampak inovasi teknologi terhadap tenaga kerja? Kondisi ini ditambah efisiensi penggunaan tenaga kerja sebagai akibat inovasi teknologi Di samping itu, era globalisasi berdampak arus mobilitas tenaga kerja antar negara menjadi semakin tinggi Hal ini membuat persaingan menjadi semakin ketat, pekerja asing akan mudah masuk dan bekerja di Indonesia
-
Di mana permasalahan tentang tenaga kerja terjadi? Susahnya cari Kerja di Indonesia Sulitnya mencari pekerjaan masih menjadi masalah di Tanah Air Tak hanya karena lapangan kerja yang minim, rendahnya kemampuan pribadi juga jadi sebab kesulitan mencari pekerjaan
-
Siapa saja yang berperan penting dalam keberhasilan transformasi industri di Indonesia? “Capaian transformasi industri saat ini merupakan hasil kerja banyak pihak yakni dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, akademisi, dan terutama dari para pelaku industri sendiri.
-
Kenapa JUT dianggap penting dalam era pertanian 4.0? Agar dapat menjangkau areal persawahan, maka diperlukan akses berupa jalan usaha tani agar alsintan dapat dioperasionalkan,” ujar Mentan SYL, Senin (14/8).
-
Mengapa Kemnaker menganggap rendahnya digital skill menjadi tantangan dalam memenuhi kebutuhan industri? Rendahnya digital skill menjadi tantangan untuk memenuhi kebutuhan industri di masa mendatang," ucap Menaker Ida.
Menperin memaparkan, penerapan teknologi digital dalam Industri 4.0 justru menjadi sebuah alat untuk meningkatkan efisiensi proses produksi manufaktur, bahkan mampu mendongkrak daya saing industri itu sendiri.
"Dengan lahirnya teknologi 4.0 ini bisa membantu menekan biaya operasional dari proses produksi itu sendiri. Ini semua tidak akan pernah berdampak bagi kegunaannya tenaga kerja sektor industri," tambahnya.
Tenaga Kerja Harus Adaptasi
Menperin menambahkan tenaga kerja industri akan beradaptasi melalui pendidikan vokasi yang terus didorong Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Bahkan, dia menyebut sekolah-sekolah vokasional telah menerapkan kurikulum berbasis Industri 4.0.
Contohnya, beberapa perusahaan layanan berbasis digital seperti Go-Jek, Grab, dan lainnya mampu menyerap tenaga kerja yang sangat besar.
Artinya dengan teknologi baru, tenaga kerja akan beradaptasi dengan pekerjaan baru, sehingga sumber daya manusia yang disiapkan akan selaras dengan kebutuhan.
"Pasti nanti dilakukan adaptasi," pungkas Agus Gumiwang.
(mdk/idr)