Menperin: Nilai Ekspor Industri Pengolahan Kakao Capai USD 549 Juta
Menperin mengatakan, saat ini industri pengolahan kakao telah mampu memproduksi beragam varian, seperti cocoa liquor, cocoa cake, cocoa butter dan cocoa powder dengan ekspor utama berupa cocoa butter yang tersebar ke negara seperti Amerika Serikat, Belanda, India, Estonia, Jerman dan China.
Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut bahwa industri pengolahan kakao berkontribusi signifikan terhadap devisa di tengah pandemi, dengan nilai ekspor mencapai USD 549 juta pada Januari-Juni 2020. Jumlah ini meningkat sebesar 5,13 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Dari produksi industri pengolahan kakao, sebanyak 80 persen hasilnya ditujukan untuk pasar ekspor. Pada tahun 2019, produk kakao olahan menyumbang nilai ekspor lebih dari USD 1,01 miliar," kata Menperin usai peresmian Pasuruan Cocoa Technical Centre Mondelez International yang dilakukan secara virtual, seperti ditulis Kamis (8/10).
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Kapan Agum Gumelar menjadi Komandan Kopassus? Agum menjadi Komandan Kopassus ke-13 menggantikan Brigjen Tarub. Dia dilantik oleh Kasad Jenderal Wismoyo Arismunandar tanggal 6 Juli 1993. Selama satu tahun Agum memimpin pasukan elite Angkatan darat tersebut.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Gege meninggal? Joe atau Juhana Sutisna dari P Project mengalami duka atas meninggalnya putra kesayangannya, Edge Thariq alias Gege, pada pertengahan Mei 2024.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
Menperin mengatakan, saat ini industri pengolahan kakao telah mampu memproduksi beragam varian, seperti cocoa liquor, cocoa cake, cocoa butter dan cocoa powder dengan ekspor utama berupa cocoa butter yang tersebar ke negara seperti Amerika Serikat, Belanda, India, Estonia, Jerman dan China.
"Untuk itu kita perlu terus memacu kinerja dan pengembangannya agar bisa semakin kompetitif di kancah global. Kami juga berupaya memperluas akses pasar bagi produk olahan kakao, serta mendorong inovasi melalui pemanfaatan teknologi dan kegiatan riset," papar Menperin.
Dia optimistis industri pengolahan kakao bisa berkembang baik karena didukung potensi Indonesia sebagai pengolah biji kakao nomor tiga di dunia dengan total kapasitas terpasang mencapai 800 ribu ton per tahun dari 13 perusahaan.
"Industri pengolahan kakao Indonesia berada di peringkat ke-3 terbesar di dunia setelah Belanda dan Pantai Gading," ungkap Menperin.
Potensi Lainnya
Potensi lainnya, menurut laporan International Cocoa Organization (ICCO) tahun 2018/2019, produksi biji kakao Indonesia sebesar 220 ribu ton yang menempatkan Indonesia di peringkat ke-6 sebagai negara produsen terbesar setelah Pantai Gading, Ghana, Equador, Nigeria, dan Kamerun.
Dengan karakteristik biji kakao asal Indonesia yang memiliki titik leleh tinggi dan kaya kandungan lemak, industri pengolahan kakao dapat menghasilkan produk berkualitas tinggi dari segi rasa, aroma, bahkan manfaat kesehatan.
"Untuk itu, perlu adanya peningkatan kualitas dan kuantitas bahan baku secara intensif, antara lain lewat pendampingan dari para ahli budidaya kakao," ujar Menperin.