Menteri Rini kabur, Jonan main pingpong usai rapat kereta cepat
Keduanya nampak berupaya menghindari wartawan dan menyerahkan pernyataan pada Menko Darmin Nasution.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno hari ini mengikuti rapat koordinasi High Speed Train (HTS) Jakarta-Bandung di kantor Kemenko Perekonomian. Pada saat rapat usai keduanya terlihat meninggalkan ruangan melalui pintu belakang.
Kedatangan kedua menteri tersebut memang telah dinanti wartawan. Mereka berdua sama-sama dicerca pertanyaan mengenai hasil rekomendasi yang akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo, apakah China atau Jepang yang akan menjalankan proyek kereta cepat tersebut? Keduanya memiliki tanggapan yang berbeda.
Menteri BUMN Rini Soemarno yang tengah menggunakan blazer abu-abu memilih menghindar dan buru-buru menuju pintu keluar. Dia hanya menanggapi pertanyaan sambil lalu.
"Satu suara kami. Satu suara kami karena Pak Menko (Darmin Nasution) yang akan bicara. Rapatnya sudah selesai. Orang kami sudah keluar," ujarnya dengan raut wajah tertekuk di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu (2/9).
Di sisi lain Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menghindar dengan cara berbeda. Dia memilih untuk bermain pingpong bersama salah satu karyawan Kemenko Perekonomian.
"Dah main Pingpong dulu," katanya sambil tersenyum.
Walaupun masih menggunakan pakaian dinas, mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia itu masih lincah memutar pergelangan tangannya. Bahkan, sempat melakukan back hand dan membekukan gerakan lawannya.
Merasa tak bisa terus menghindari wartawan, Menteri Jonan akhirnya bersedia diwawancara. Dia mengatakan, rapat antar kementerian memang sudah selesai, tapi ini masih belum akhir penentuan. Pasalnya, rekomendasi ini masih harus diserahkan kepada Presiden Joko Widodo, kemudian dibahas kembali bersama.
"Belum kelar. Kami akan berikan masukan ke presiden," tegasnya.
Dia mengungkapkan, sempat memberikan masukan dalam rapat yang berlangsung sekitar dua jam ini. Menurutnya, bagian paling penting adalah mengenai keselamatan moda transportasi massal yang mampu melaju hingga 300 kilometer per-jam.
"Saya ngasih masukan, kami paling konsen soal safety. Dan nanti soal safety dipersyaratkan safetynya kayak apa (saat beroperasi)," jelas Jonan.
Mengenai keselamatan, Menteri Jonan mengatakan, tidak mudah untuk menentukannya. Walaupun kereta cepat tersebut banyak digunakan oleh negara lain, belum tentu bisa cocok untuk Indonesia. Tapi dia mengakui, ada perbedaan pendapat antara menteri satu dan lainnya.
"Kalau HST gak bisa begitu ya. Lebih kepada desainnya kemana. Tanya Pak Menko. Kami akan memikirkan pandangan yang berbeda terhadap pekerjaan ini," tuturnya sambil menutup pintu mobilnya.
Seperti diketahui, Jepang menawarkan biaya investasi proyek HST Shinkansen E5 hingga USD 6.223 miliar atau setara Rp 87 triliun. Sedangkan China menawarkan harga lebih murah untuk HST CRH380A hingga USD 5.585 miliar atau sekitar Rp 78 triliun.
Sebelumnya, Rini Soemarno lebih condong untuk memilih China. Karena WIKA sebagai konsorsium BUMN akan siap menjadi penjalan proyek jika Presiden Joko Widodo memilih China untuk proyek HST Jakarta-Bandung ini.
"Ini semua adalah investasi dari badan usaha dengan berpartner dengan China. Jadi betul-betul tidak ada beban kepada pemerintah," terangnya.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengusahakan, proyek pembangunan kereta cepat ini diusahakan tindak membebani APBN. Tapi pemerintah tetap akan memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) tetap akan diberikan kepada konsorsium BUMN yang terpilih.
"Tidak ada APBN diupayakan. PMN kan untuk menambah modal perusahaan," tutupnya.