Mengenang Kembali Keberanian Joni Kala Panjat Tiang Bendera Saat Upacara HUT RI di NTT, Sempat Daftar TNI tapi Gagal
Setelah enam tahun berlalu, Joni kini berusia 19 tahun. Dia sudah menyelesaikan pendidikanna di SMA Negeri 1 Atambua.
Tubuhnya masih kecil saat itu. Tetapi gerakannya begitu lincah.
Dia berlari kencang ke tengah Lapangan Mota Ain, Kabupaten Belu Nusa Tenggera Timur yang tengah menggelar upacara HUT ke 73 Republik Indonesia. Tingginya tiang tak menggoyahkan tekadnya. Dengan penuh keberanian, siswa SD itu memanjat tiang bendera untuk membetulkan tali yang terlepas dan tersangkut di ujung tiang.
Perlahan tapi pasti. Pria kecil itu merayap sembari memeluk tiang hingga akhirnya dia berada di puncak. Tali yang lepas diikat kembali. Hingga akhirnya upacara bendera saat itu bisa kembali dilanjutkan.
Joni Kala Ande, nama bocah pemberani itu. Aksinya memukau banyak mata yang hadir di lapangan tersebut. Semua kagum. Mereka memberikan pujian.
Tak hanya peserta upacara yang memuji aksi Joni saat itu. Selain mendapatkan uang dari pengacara kondang Hotman Paris, Joni juga mendapat kesempatan bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Dia dan kedua orang tuanya diundang ke Istana Negara.
Di pertemuannya dengan kepala negara, Joni sempat menyampaikan cita-citanya. Di hadapan Jokowi, dia mengatakan ingin menjadi anggota TNI. Kala itu, Jokowi juga menanggapi agar Joni mendaftarkan diri ketika usianya sudah cukup.
Setelah enam tahun berlalu, Joni kini berusia 19 tahun. Dia sudah menyelesaikan pendidikanna di SMA Negeri 1 Atambua. Saat di SMA dia tinggal bersama salah satu anggota TNI di asrama Kompi Senapan B Yonif Raider 744 Satya Yudha Bhakti.
Hal itu pula yang membuatnya ingin sekali mengabdi sebagai anggota TNI. Agar impiannya terwujdu, Joni selalu rajin berolahraga dan hidup penuh disiplin.
Singkat cerita, Joni langsung berangkat ke Kota Kupang untuk mengikuti seleksi Penerimaan Bintara TNI AD Tahun 2024.
Seleksi awal merupakan validasi di Ajenrem 1604/Wirasakti Kupang. Setelah dilakukan pemeriksaan awal, Joni dinyatakan tidak lulus dan disuruh untuk kembali mempersiapkan diri tahun depan.
"Selamat malam kaka, saya gagal di awal validasi. Saya tidak lulus saat validasi awal," kata Joni kepada merdeka.com melalui pesan singkat WhatsApp, Sabtu (3/8) malam.
Menurutnya, dia gagal pada tinggi badan sehingga disuruh untuk kembali mempersiapkan diri untuk seleksi kali berikut. "Untuk saat ini mungkin persiapan fisik. Saya akan usahakan sebisa mungkin," ungkap Joni.
Joni mengaku sedih saat diumumkan bahwa dirinya gugur akibat tinggi badan yang belum memenuhi syarat dalam penerimaan Bintara TNI AD.
Bahkan Joni menunjukkan kembali sepenggal video ketika di istana negara waktu itu. Ia ditanya Presiden Joko Widodo ketika besar nanti mau cita-cita jadi apa? Joni menjawab ingin menjadi seorang anggota TNI.
"Waktu itu saya ditanya Pak Jokowi mau jadi apa? Saya jawab TNI sehingga Presiden Joko Widodo langsung memberikan jawaban untuk langsung daftarkan diri di Panglima TNI," ungkap Joni.
"Jujur saya, perasaan sangat sedih karena sudah dinyatakan tidak lulus terpilih. Saat saya sampaikan kepada keluarga terutama mama, mereka juga sangat sedih dan kecewa," tambah.
Namun ia tidak ingin berkecil hati. Joni menyatakan ingin giat belajar dan berolahraga sehingga saat seleksi Penerimaan Bintara TNI AD Tahun berikutnya, dia bisa lulus dan membahagiakan ibunya.
"Mama bersama saudara merasa sedih juga karena saya gagal. Sampai saat ini saya juga merasa sangat sedih dan kecewa. Saya akan tetap berjuang supaya mama dan keluarga bangga," tutup Joni.