Bercita-cita Jadi TNI Sejak Kecil, Ini Potret Lawas Joni Pemanjat Tiang Bendera Sejak SD hingga Kini
Anak bungsu dari 9 bersaudara ini bercita-cita jadi TNI sejak kelas 3 SD.
Anak bungsu dari 9 bersaudara ini bercita-cita jadi TNI sejak kelas 3 SD.
Bercita-cita Jadi TNI Sejak Kecil, Ini Potret Lawas Joni Pemanjat Tiang Bendera Sejak SD hingga Kini
Nama Joni Ande Kala saat ini kembali menjadi sorotan di publik. Pasalnya, pria asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ini diketahui gagal masuk anggota TNI.
Kegagalan ini disebabkan oleh tinggi badannya yang tidak memenuhi syarat. Setelah sempat terganjal masalah tinggi badan yang tidak memenuhi syarat administrasi.
Ia akhirnya mendapat kesempatan mewujudkan impiannya menjadi prajurit TNI AD. Pasalnya, Joni kini diizinkan mengikuti seleksi Caba PK Reguler TNI AD TA.2024 di bawah naungan Kodam IX/Udayana.
"Dari data-data yang kami miliki, Joni memiliki tinggi badan 155,8 cm. Awalnya, ia dinyatakan tidak memenuhi syarat administrasi karena tidak mencapai tinggi badan minimal 160 cm," jelas Kolonel Infantri Agung Udayana, Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana.
Namun, berkat keberanian dan dedikasi Joni yang tertuang dalam piagam penghargaan dari Panglima TNI dan Mendikbud, Mabesad memberikan izin untuk mengikuti seleksi. "Atas instruksi Mabesad, Joni diizinkan mengikuti seleksi," ungkap Kolonel Agung.
Terlepas dari kabar tersebut, berikut potret masa sekolah Joni Pemanjat Tebing.
Begini potret pria bernama lengkap Yohanes Ande Kala semasa lulus SD pada tahun 2018. Pria ini lahir pada 10 Oktober 2004 di Desa Silawan, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, NTT.
Orang Tua Joni Warga Eks Timor-Timur
Dilansir dari ANTARA, Joni lahir dari pasangan Burrito Fahik Marshal dan Lorensa Kama. Ia adalah anak bungsu dari sembilan bersaudara. Kedua orangtua Joni merupakan warga eks Timor-Timur. Keduanya memilih bergabung bersama Indonesia saat gejolak Timor-Timur September 1999 silam.
Pada tahun 2018, Joni memanjat tiang bendera setinggi 15 meter saat upacara peringatan HUT Ke-73 RI di NTT. Kala itu, Joni masih duduk di kelas 1 SMP Negeri Silawan, Belu, Nusa Tenggara Timur.
Setelah videonya memanjat tiang bendera viral, Joni dan kedua orang tuanya diundang ke Istana Negara. Di momen ini, Joni menerima beberapa hadiah dari Presiden Jokowi, termasuk sepeda, rumah, dan janji untuk menjadi seorang TNI Angkatan Darat.
Cita-cita Jadi Tentara Sejak Kecil
Pada 2018 lalu, Joni bahkan diundang langsung oleh untuk datang ke Jakarta oleh Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga yang menjabat kala itu.
Kendati jago memanjat, namun Joni sejak kecil bercita-cita jadi tentara bahkan sejak kelas 3 SD.
"Sebelum saya manjat bendera saya dari kelas 3 itu saya punya cita-cita teguh. Bahwa saya harus jadi tentara suatu saat nanti" ujar Joni dikutip dari YouTube Merdeka.com pada Selasa (6/8).
Saat perjumpaan dengan Jokowi di Istana Presiden, Joni mengungkapkan cita-citanya.
"Saya titip ya belajar yang baik, kan udah dapat beasiswa juga kan? Belajar yang baik, bekerja keras hingga bisa meraih cita-citamu. Pengen jadi apa?" tanya Presiden di Istana Negara Jakarta pada 2018 lalu.
"Pengen jadi tentara," jawab Joni.
"Ya sudah langsung daftar ke Panglima, langsung daftar kamu, jaga kesehatan, ya sudah silakan duduk," jawab Presiden.
Bahkan saat SMA, ia tinggal bersama salah satu anggota TNI di asrama Kompi Senapan B Yonif Raider 744 Satya Yudha Bhakti. Setelah itu pindah ke Kodim. Ia menjalani sejumlah latihan seperti berenang, sit up, push up.
Begini potret Joni saat lulus dari SMA Negeri 1 Atambua. Bercita-cita menjadi anggota TNI, ia rajin berolahraga dan menjalani hidup disiplin. Ia kemudian pergi ke Kota Kupang untuk mengikuti seleksi penerimaan Bintara TNI Angkatan Darat.
Begini potret terbaru Joni pemanjat tebing, ia kini berusia 19 tahun. Ia sempat dinyatakan gagal seleksi TNI karena tinggi badan yang tidak memenuhi kriteria.
Berdasarkan situs rekrutmen-tni.mil.id, persyaratan penerimaan Taruna Akademi TNI TA 2024 menyebutkan tinggi badan minimal pria adalah 163 cm. Sedangkan tinggi badan Joni belum memenuhi kriteria tersebut.
Kendati demikian, Joni akhirnya diperbolehkan untuk melanjutkan proses Caba PK Reguler TNI AD TA.2024 atau seleksi prajurit yang digelar di bawah seleksi Kodam IX/Udayana.