Menteri Sofyan yakin harga beras tak jadi penghalang deflasi
Panen raya bulan ini diyakini menjadi penyumbang deflasi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan terjadi deflasi di bulan Februari sebesar 0,36 persen. Angka ini merupakan tertinggi kedua dalam 50 terakhir.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengatakan, pemerintah akan berupaya menjangkau target inflasi sejalan dengan target yang telah ditetapkan Bank Indonesia (BI) yakni 4 plus minus 1 persen.
-
Kapan harga gula di Boyolali naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi.
-
Kenapa harga beras di Jawa Tengah naik? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Mengapa harga beras di Jakarta naik? Harga beras kualitas premium mengalami kenaikan menjadi Rp16.700 per kilogram dari kemarin Rp16.570.
-
Kapan harga emas Antam naik? Harga emas Antam mengalami kenaikan sebesar Rp5.000 per gram pada Jumat (5/7/2024) pagi.
-
Kenapa harga sembako di Pasar Belakang Kodim Brebes naik? Kenaikan harga ini diduga karena tingginya permintaan menjelang Natal dan tahun baru.
-
Apa yang dijual oleh nenek Niah? Nenek yang bernama Niah itu hidup sendirian dan harus bekerja untuk mencari uang demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Nenek Jualan Rujak Tengah Malam Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @xbankriba memperlihatkan seorang nenek sepuh bernama Niah yang ketiduran di pinggir jalan saat tengah malam.
"Ya tentu kita akan melakukan apa saja supaya inflasi itu terkontrol dan sesuai dengan target. Alhamdulillah selama 2 bulan ini deflasi," kata Sofyan di kantor wapres, Jl. Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (2/3).
Sofyan optimis, bulan ini kembali terjadi deflasi. Persoalan harga beras yang menjadi sandungan di bulan Februari diyakini tidak akan kembali terjadi bulan ini karena panen raya.
"Bulan depan kita akan jalan terus, apalagi tidak ada masalah lagi di beras bulan ini karena beras itu kan sudah mulai panen," ucap Sofyan.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Februari 2015 terjadi deflasi 0,36 persen. Ini melanjutkan tren penurunan harga barang sudah tercetak pada bulan sebelumnya.
Dengan demikian, deflasi tahun kalender (Januari-Februari) sebesar 0,61 persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadiwibowo menilai seharusnya deflasi Februari bisa lebih tinggi. Namun, tertahan oleh harga beras terus naik dan menyumbang inflasi sebesar 0,11 persen.
Selain itu, ada juga penaikan tarif listrik, tarif angkutan udara, sewa rumah, dan harga emas. Namun, sumbangan inflasi lebih kecil ketimbang beras.
"Inflasi listrik 0,05 persen, Angkutan udara 0,04 persen, Sewa rumah dan emas juga mengalami inflasi sebesar 0,02 persen," katanya.
Baca juga:
OJK tak khawatir soal kredit macet
Jonan jadi penanggung jawab turunkan waktu bongkar muat pelabuhan
Wapres Jusuf Kalla: Bagus Rupiah melemah, bisa tingkatkan ekspor
Penjelasan Menteri Keuangan soal Rupiah dekati Rp 13.000 per USD
Penaikan harga beras jadi motor hambat deflasi Februari 2015
Agus Marto tak janji BI Rate kembali turun